*ILUSTRASI
Ku sentuh lembut dagu nya dan dia kembali membuka matanya
dan aku berkata lagi padanya lembut, “coba simak baik-baik kalimat
pertanyaanku... variasi bercinta... ini hanya sebatas variasi bercinta saja...
gak ada yang lainnya.. tapi bila kamu tidak mau... yaaa.. syukurlah ...lagian
aku juga tidak mau berbagi istriku yang cantik dan seksi ini dengan orang
lain...”
Kemudian kami berdua terlelap dan tertidur di sofa ruang
tamu. Saling memeluk, ditemani suara hujan yang masih turun membasahi bumi.
Sayup-sayup suara kicauan burung terdengar oleh telingaku,
ku coba membuka mata dan berusaha duduk di sofa. Aku mencari istriku yang
semalam tidur berdempetan di sofa ruang tamu bareng dengaku tetapi tidak ku
temukan, kemudian aku bangkit dan mencari istriku ke kamar, ternyata di kamar
pun tidak ada, aku menuju meja kerjanya dan menemukan secarik kertas
bertuliskan
“Ayang pasti masih bugil..cepet pake pakaiannya! ..hihihi...
aku udah rebusin telur kesukaanmu, susu murni ada di kulkas.Maaf aku gak bilang
dulu abis kamunya susah dibangunkan....tadi bosku nelpon katanya aku harus
menghadiri peresmian Kantor Cabang Pembantu di kota **au.. mungkin akan
menghabiskan waktu 3 hari...jangan lupa olahraga... I love you Ayang
Jarwo..mmmuaach “
Aku menghela nafas dan mulai berfikir sambil memegang kertas
tadi dan bergumam dalam hati, “ini hari minggu, dia berangkat sekarang karena
peresmiannya pada hari senin. Setelah itu selasa..dia akan kembali ke rumah...
Yaa sudahlah .. aku percaya padanya begitu juga dia... dia sangat percaya pada
ku.”
Kemudian pandanganku beralih menuju jam di dinding tepat
pukul 07.48 pagi, lalu aku mengenakan pakaian olahraga dan aku pun melakukan
aktifitas rutin seperti biasanya.
Kesibukan dan rutinitas fitnes dan renang membuat hari
minggu terasa sangat cepat berlalu. Pada saat minggu sore, ketika aku selesai
berolahraga, aku mendapatkan secarik kertas saat aku menginjakan kaki tepat di
depan pintu utama rumahku, ku ambil dan ku baca, ternyatasurat pemberitahuan
dari pabrik tempatku bekerja menyatakan bahwa aku akan dirumahkan atau dipecat karena
pabrik akan mengurangi beban biaya produksi. Pandanganku sesaat kosong dan
perasaanku bingung. Dalam hatiku bergumam, “Apalah daya, aku hanya seorang
buruh pabrik biasa...”. Aku segera melipat kertas itu dan menyimpannya.
Kemudian aku segera mandi dan beristirahat.
Hari senin ini terasa berat, saat aku tiba di pabrik,
sebagian karyawan banyak yang demo dan sebagian yang lain berbuat anarkis. aku
menghormati aspirasi kekecewaan mereka tetapi aku segera menuju ruang staf
untuk menanyakan mengenai uang pesangon. Dan ternyata pihak pabrik sudah
mempersiapkan uang itu sebulan yang lalu.
Aku tidak terlalu mempedulikan alasan penyebab pemilik
pabrik merumahkan karyawannya, pikiranku lebih fokus kepada apa yang akan aku
lakukan setelah dirumahkan.
Akhirnya pada hari selasa, aku bersama karyawan lainnya
resmi dipecat, apapun itu aku gak mengerti. Aku menerima uang pesangon yang
cukup besar dan segera aku meninggalkan pabrik itu dan segera menuju ke
rumahku.
Setelah tiba di rumahku, rupanya istriku masih belum pulang,
mungkin sore atau malam pikirku.
Segera aku menyimpan semua uang pesangonku di tempat rahasia
dan aku mengambil buku dan duduk di teras rumahku.
Ketika aku sedang membaca buku, tiba-tiba rombongan
anak-anak SMU lewat di depan rumah ku dan mereka rupanya sedang mendiskusikan
kejuaraan renang. Kemudian secara langsung, aku tersirat ide, segera ku simpan
buku dan mengunci rumah dan langsung menuju salah satu club renang di kota ku,
siang itu. Mobil dan motor milik istriku ada tetapi aku lebih memilih
menggunakan sepeda saja, sekaligus berolahraga menuju salah satu club renang di
kota ***or.
Setelah tiba, aku segera mencari sahabatku Aryo, kemudian ku
pandang seluruh kolam renang mencari sahabatku, tiba-tiba aku mendengar suara
teriakan panggilan “Wooo..!! Jarwooo!!! Segera ku arahkan pandanganku ke asal
suara tadi. Dan ternyata dia adalah sahabatku Aryo, ku lambaikan tangan dan
segera menuju ke tempatnya.
Dia berada di kolam renang atlit sedang melatih anak-anak
SMU, kemudian kami bertegur sapa dan kami pun mengobrol setelah Aryo
menyelesaikan pekerjaannya.
Aku pun curhat dan menyampaikan apa yang telah terjadi
dengan pekerjaan ku di pabrik. Akhirnya Aryo memberikan tawaran padaku untuk
membantunya mengajar dan membimbing renang anak-anak SMU di club nya. Tanpa
pikir panjang, aku pun segera menerimanya dan aku tidak mempermasalahkan salary
atau gaji nya yang jauh berbeda dengan gaji di pabrik.
Pada saat itu juga aku langsung membantu Aryo mengajar,
membimbing dan melatih renang anak-anak SMU hingga selesai sore hari.
Setelah selesai membantu Aryo sekaligus bekerja di hari
pertama ini, aku segera pulang, mengendarai sepeda ku, melewati beberapa tempat
dan taman, terlihat lampu jalan mulai menyala menghiasi indah dan dinginnya
kota ***or. Tibalah aku di depan rumah.
Sesampainya di depan rumah, tampak lampu luar rumahku telah
menyala, ku pikir istriku Rini si cantik dan seksi telah pulang ke rumah. Ku
buka pintu garasi dan menyimpan sepeda di pinggir motor istriku. Ku tutup pintu
garasi dan aku segera masuk ke rumah yang sudah tidak terkunci.
Setelah masuk dan menutup pintu, tiba-tiba istriku Rini
menyambutku dengan ceria dan penuh cinta, dia tampak masih mengenakan seragam
pakaian kerjanya, (ku pikir dia juga baru pulang), ku lihat dari bawah, dia
mengenakan celana kain yang longgar/kulot, berjas dan berkemeja lengan panjang
dan berkerudung rapi. Dia langsung memelukku mesra, kedua tangannya mengapit
leherku dan dia segera melumat bibirku dan akupun segera memeluknya dan
mengusap lembut punggungnya terus turun ke pinggangnya dan meremas pantat
sekalnya dan tiba-tiba Rini melepaskan lumatan bibirnya di bibirku dan langsung
mendesah,“Ah...Ayang Jarwo nakal..pegang-pegang pantat manajer ” ungkap Rini.
Tentu saja aku kaget sekaligus bahagia, istriku naik
jabatannya. Namun dalam hatiku berkata lain, ada sedikit perasaan minder,
sejenak ku berpikir dan bergumam dalam hati, ” ..apakah aku harus menyampaikan
kondisi pekerjaanku saat ini? Tidak..tidak... aku gak boleh merusak suasana
kebahagiaan ini. Biar nanti saja di lain waktu aku sampaikan. Aku harus
merayakan kebahagiaan ini dengan seks.”
“Heh..!!! Haloooo!!! Ayang jarwoooo...!!! kok melamun sih?.”
Rini memecah lamunanku sesaat.
“maaf sayang.. aku masih gak percaya bila aku punya istri
yang menjabat sebagai manajer bank, ..” Jawabku diiringi senyuman dan belaian
lembut di punggung dan pantatnya yang masih terbungkus rapi seragam kerjanya.
Rini hanya tersenyum dan langsung merengkuh leherku lagi dan
langsung melumat bibirku lagi “mmmpphhh..mmmmmpphh”, desah kami berdua melepas
kerinduan. Lidah kami kembali menari, untuk menuntaskan dahaga kerinduan.
Dalam kondisi bibir kami sedang bergumul mesra, ku rasakan
tangan Rini membuka resleting jaketku dan melemparnya, kemudian kedua tangannya
menyentuh dada bidangku terus turun ke perut sixpack ku dan dia berusaha
membuka sabuk celana ku sambil kami tetap saling melumat bibir.
“mmmmppphhh...sslllrrrppp...mmmpphhh..” desah ciuman liar
kami berdua.
Aku pun tak mau kalah, kedua tangan ku berusaha membuka
kancing jas kerjanya dan setelah terbuka maka ku melemparnya. Kemudian aku
teruskan membelai susunya yang mengkal tertutup BH dan kemejanya, ku remas dan
ku mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
“SSSsssslllrrrppp...mmmpphhh..” Desah kami, terus menerus
lidah dan bibir kami saling melumat.
Dan akhirnya kemeja kerja nya terlepas dan ku lemparkan
lagi.
Kami terus berusaha saling membuka dan melepaskan semua
pakaian yang masih menempel di tubuh kami, sekarang aku telah telanjang bulat
namun Rini tersisa kerudungnya saja.
“Ah...” Desah Rini melepaskan ciuman liar dan panjang, dan
dia berkata, “ayang jarwo suamiku yang seksi,.. Rini... istrimu ini sangat
merindukan mu..” ucapnya, kemudian Rini merengkuh leherku lagi namun kini dia
menjilati leherku kemudian turun ke dadaku yang bidang, lidahnya memutar-mutar
di sekitar puting dadaku “AAAHHH Rini sayaaaang..”desah dan ucapanku menjawab
sentuhan lembut dan liarnya.
Kemudian jilatan Rini di dadaku diteruskannya ke perut
sixpack ku, aku menikmati semua jilatannya dengan desahan dan lenguhan, “Aaaahh
...sssshhh...kamu jadi liar ....aaaaaahhhh...sayaaaang”
Kemudian Rini berdiri dengan kedua lututnya dan memegang
kedua paha ku dan diapun terus menjilati perut sixpack ku. Setelah puas
menjilat perutku, jilatannya diteruskan ke bawah dan Rini mencium kontolku yang
telah menegang dari tadi, dia mulai menjilati bagian bawah kontolku dan dia
berusaha kembali memasukkan kontolku yang besar dan berurat ke dalam mulutnya.
“Riniiiii.....AAAHHHH...ssshhhhh nikmaaaat...ooouuhhh
yaaaa..gituuuu...teruuuus...ayo berusahaaaaa... aaaahhhh” aku terus
mendukungnya.
Ku pegang kepala Rini yang masih mengenakan kerudungnya,
kemudian aku pelan-pelan memaju mundurkan pinggulku, walaupun yang masuk hanya
kepala kontolku saja namun ini terasa sangat nikmat. Jari-jari lentik halus
tangan kanan Rini menyentuh lembut 2 biji kontolku yang menggelantung bebas
sedangkan dua jari lentik tangan kiri Rini mengelus dan mengocok memeknya.
“AAAAaahhh..Riniiii... aku ngentot mulutmuuuu... aaaahhh
nikmaaaat” racau kusedikit liar untuk membangkitkan gairah Rini yang terpendam.
“MMMMPPHHH...MMPPHHH..MMMPPHHH...” desah Rini yang tersumpal
mulutnya oleh kontol besar berurat ku.
Ku lihat Rini mengocok memeknya semakin cepat dan liar,
secara tiba-tiba Rini mengeluarkan langsung kontolku dari mulutnya “Ah....”
desahnya, kemudian dia langsung berdiri dan mengecup bibirku mesra “Ayang...
tunggu di sini yaa... bentar..”
Aku masih melongo dan merasa tanggung, ku tanya dia,
“Kentang banget sih...mau kemanaaa?”teriak ku padanya.
Ku lihat Rini berbalik memunggungiku, berjalan dengan
melenggak-lenggok di depanku dan kulihat betapa seksinya istriku. Dia menuju
kamarku dan menutup pintunya, kemudian terdengar Rini mengatakan “Ayooo dong
paaa... keluar dari siniii... di ruang tamu udah ada suamiku... Aaaahhh...
mmmmhhhh...jangan di kamaaaar...aaaahhhh...ssssshhhh..ayooo di ruang tamu
ajaaaa...aaaahhhh.”
JLEB serasa hatiku tertusuk pedang yang sangat tajam.
Jantungku berdetak cepat, kedua mataku melotot, darahku serasa mengalir panas
dalam tubuhku hingga membuat mukaku menjadi panas, perasaanku menjadi marah,
kesal dan cemburu luarbiasa. Segera aku berlari menuju kamarku, kubuka langsung
pintu kamar ku, “HEEEYYY.... HENTIIIIKAN!!!! APA YANG KALIAN LA.....”
Ku lihat istriku duduk mengangkang di atas pinggiran kasur
menghadap meja kerjanya, tangan kanan nya meremas payudaranya sedangkan tangan
kirinya memegang dildo kecil yang sedang digoyangkannya di luar memeknya.
Ku lihat Rini tersenyum manis padaku, matanya sayu penuh
birahi dan berkata, “Ayang cemburu juga...sini dong ayang... bantuin bos
ku..mmmhhhh...sssshhhhh”
Aku menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan semua
kekesalan dan amarahku bersama hembusan nafas beratku, HUHHHH... semua
otot-ototku terasa mengendor melemah termasuk kontol ku ikut lunglai, aku
berjalan dengan gemetar menuju ke samping kanan istriku yang sedang memainkan
dildo di bibir luar memeknya.
“Haduh Riniiii...kamu hampir bikin aku..” Seketika Rini
langsung merengkuh leherku mendekati wajahnya dan langsung dia kembali melumat
bibirku, sehingga ku duduk berdempetan di samping kanan nya.
Memang dalam hatiku tadi sempat keluar rasa amarah, rasa
kesal dan rasa cemburu luarbiasa namun dalam hati kecilku ternyata aku sangat
menikmati variasi bercinta ini.
Rini terus melumat bibirku dengan liar, kembali lidahnya
menari dengan lidahku, disedotnya, “ssssllllrrppp...mmmppphhh” desah kami
berdua, lambat-laun perasaan amarah, kesal dan cemburu berubah menjadi birahi
liar dalam tubuhku. Gelora birahi dalam diriku naik dua kali lipat dari
sebelumnya, ku remas susunya yang mengkal dan menantang sambil aku terus
melawan lumatan bibirnya.
Ku lihat tangan kiri Rini terus merangsang daerah luar bibir
memeknya dan kemudian dia mulai memasukkan perlahan dildonya
“mmmmppphhhh...mmmpphhh” desah Rini karena mulutnya masih bergumul liar dengan
mulutku, Rini terus memasukan dildonya kemudian mencabutnya sekaligus dan terus
memasukannya kembali dan terus diulanginya.
Tangan kiri ku melingkar di balik punggungnya menuju
pinggangnya dan mulai mengelus lembut turun ke klitorisnya,
“mmmmpphhh...mmmppphhh”desah Rini semakin berat.
Ku rangsang klitorisnya, tangan kananku tak hentinya meremas
lembut kedua payudaranya bergantian, memilin putingnya yang telah sangat
mengeras dan pergumulan mulut kami semakin liar.
Ku dengar suara cpak..cpak becek dari memeknya yang sedang
menerima sodokan dildo yang semakin cepat, “mmmmppphhh..mmppphh...”
Tiba-tiba Rini langsung melesakkan dildo itu lebih dalam,
meluruskan kedua kakinya, tubuhnya mengejang kaku, terasa seperti menggigil
“mmmmpppphhh ....” dia menyedot lidahku dengan sedotan yang luar biasa, rupanya
dia mendapatkan orgasme luar biasanya.
Setelah beberapa saat, dia melepaskan lumatan bibirnya,
kemudian ambruk telentang di kasur kami dengan keadaan kedua tangannya terbuka
pasrah dan kedua kakinya yang menjuntai ke lantai, “Aaaaaahhhh.... ssssshhhhhh”
dia rupanya sedang menikmati orgasmenya, “Aaaaahhh...” desahnya mengiringi
dildo yang keluar dari memek Rini dan terjatuh.
Ku tersenyum padanya dan ku sentuh perlahan susu mengkalnya
dan berkata, “Rini sayang, kamu hebat mengejutkan ku..”
Kemudian Rini menjawab dengan senyuman dan berkata, “ayang
..maafkan Rini, telah membuat perasaan ayang jadi marah tadi..”
Ku dekatkan wajahku ke wajahnya dan berbisik di telinganya
“memang tadi aku marah besar, kesal dan cemburu luar biasa...tetapi tiba-tiba
perasaan itu semua berubah menjadi birahi yang lebih besar dari sebelumnya..aku
semakin mencintaimu sayang..” ucap ku dan ku kecup keningnya. Kemudian ku tanya
padanya, “apakah variasi ini akan dilanjutkan?”
Rini pun menjawab dengan lirih “aku yg mengawali variasi
ini, maka aku yang akan melanjutkannya... ayang setuju ??”
Aku pun tersenyum dan menjawab, “baiklah sayang... apa yang
mesti aku lakukan?”
Rini tampak memainkan telunjuk tangan kanannya dimasukkan ke
mulutnya terus dijilatnya lalu diemutnya sedangkan tangan kirinya meremas dan
memilin puting susunya, matanya sayu dan berkata dengan suara agak parau
“Ayang... suruh bos ku naik ke kasur kita..aku ingin menjilati
kontolnya,..mmmmpphhh... ayang jilat memek ku..mmmmpppphh..”
Melihat adegan seperti itu, kontol ku mengeras dan semakin
tegang serta otot kemaluanku semakin nampak jelas. Tanpa menunggu lama, ku
segera mengikuti perintah istriku, aku ambil dildo yang telah terjatuh ke
lantai, segera ku simpan di samping kanan kepalanya.
Kemudian aku segera turun dari kasur dan duduk di lantai,
mengelus betis putih dan mulus milik Rini istriku yang menjuntai di pinggir
bibir kasur, menciumnya mesra, menjilatnya, “mmmmhhhh...” desahku.
Ku arahkan dan ku lipat kedua kaki Rini yang menjuntai ke
atas bibir kasur sehingga kini nampak dengan jelas seperti huruf W terbalik,
kemudian ku elus kembali betisnya terus ke pahanya dan mulai menjilati bibir
luar memeknya.
Terdengar Rini mulai mengerang nikmat dan kulihat dia sedang
mencium dildo yang berada di samping kanan nya. Ku lihat Rini memejamkan kedua
matanya, mulai memegang dan mulai mengocok dildonya (ku pikir dia sedang
membayangkan kontol bos nya) “mmmmhhh... ssshhhh ...teruuus ayaaang...jilat
memek ku...jilat itil kuuu...mmmmppph.” desah dan ucapnya yang semakin liar dan
binal, segera ku kecup dan menjilati memeknya, “mmmmppphhhh...” desahan nya
saat dia memasukkan dildo ke mulutnya.
Melihat itu semua, kontolku semakin tegang dan semakin
keras.”sssllllrrrpppp ...mmmmppphhh...ssllllrrrpppp...mmmppphhh” desah kami
berdua, Rini seolah-olah menghisap, menjilat dan mengulum kontol bosnya
sedangkan aku menjilat, mengulum, melumat dan memasukkan lidahku ke memeknya.
Aku terus memasuk-keluarkan lidahku dan kedua jari tanganku
bergantian di memeknya dan klitorisnya, setelah beberapa saat kurasakan lidahku
terasa dihimpit oleh memeknya, kedua kaki Rini menghimpit kepalaku dan menekan
keras, ku lihat Rini memasukkan dildo itu setengah ke mulutnya, menghisapnya
dengan keras dan tangan kirinya meremas susunya sendiri, badannya mengejang dan
Ku rasakan kedutan beberapa kali di dalam memeknya ketika lidahku dihimpitnya,
“mmmmpppphhh... aaaaaahhh..” Rini mendesah dan mengeluarkan dildonya langsung
dari mulutnya seiring orgasme besarnya keluar.
Setelah beberapa saat, dia mulai mengendorkan himpitan
kakinya di kepalaku, kedua kakinya terjuntai lemas kembali ke lantai.
Aku segera bangkit berdiri dengan kontol yang sangat tegang,
ku lihat mata Rini terpejam meresapi orgasmenya, ku dengar nafasnya
tersengal-sengal kecapaian, aku merangkak ke atas kasur di samping kirinya
kemudian ku duduk tepat dengan posisi kontol ku lurus dengan mulutnya dan
kulihat Rini masih memegang dildonya di samping kanan.
Rini membuka matanya dan melihat pada ku dengan mata yang
sangat sayu, dia mulai menggerakkan tangan kirinya untuk menyentuh lembut
kontolku, dia genggam kontolku, dia cium kemudian dia hisap dan mulai mencoba
mengulumnya, “oooohhh ...Riniii...mmmmhhh” desahku yang diiringi sentuhanku ke
payudaranya.
Ku lihat Rini matanya terpejam, dia terus menjilat, mengocok
dan berusaha mengulum kontolku, Kemudian Rini melepaskan kontolku dan kembali
menjilat dildo, lalu balik lagi ke kontolku terus kembali ke dildonya, terus
bergantian namun tangan ku tidak tinggal diam, kembali ku mengocok memeknya
dengan jariku.
Aku tau bila dia berfantasi mengocok dua kontol, aku
menikmatinya, aku pun mengocok memeknya dengan cepat, lalu tiba-tiba tubuh Rini
mengejang kembali sambil terlihat menggigit dan menyedot keras dildonya, jariku
terus ku kocok di memeknya dan Rini kembali mendapatkan orgasmenya. terasa Rini
kembali squirting membasahi lenganku, “mmmmppphhh... aaahhhh” desahnya sambil
mengeluarkan dildonya dari mulutnya diiringi kejang dan menggigil tubuhnya.
Aku tak menyangka Rini yang demikian anggun dan lemah lembut
bisa demikian liar dalam bercinta. Mataku menyusuri seluruh tubuh Rini yang
bugil dan basah oleh keringat kecuali kepalanya yang masih berkerudung.
Tubuh itu benar-benar sempurna, putih, halus dan mulus.
Beruntung sekali aku memilikinya dan bisa menikmati tubuh
indah ini kapan saja. Aku terus menikmati pemandangan indah ini, sementara Rini
nampaknya benar-benar kelelahan sehingga tak sadar bahwa aku sedang menikmati
keindahan tubuhnya.
Rini hanya melenguh lemah dengan mata yang masih terpejam.
Aku duduk di atas kasur sambil memperhatikan tubuh indah ini lebih seksama.
Semakin keperhatikan, aku semakin terpesona akan kesempurnaan tubuh Rini
istriku. Kulit yang demikian putih , halus dan mulus dengan bagian selangkangan
yang benar-benar sangat indah dan merangsang.
Di sela-sela liang vaginanya terlihat lelehan cairan
orgasmenya (Squirt) yang keluar dari itilnya mengalir keluar ke sela-sela kedua
pahanya. Aku mengambil tissue yang ada di meja pinggir tempat tidur dan
mengeringkan lelehan cairannya itu dengan penuh perasaan.
Rini menggeliat lemah, lalu matanya terbuka sedikit sambil
mendesah..”mmmhh……”
Bibir dan lidahku tergoda untuk menciumi dan menjilati paha
Rini yang demikian putih dan mulus. Dengan penuh nafsu bibir dan lidahku mulai
mencumbu pahanya. Seluruh permukaan kulit paha Rini kuciumi dan jilati, tak ada
satu milipun yang terlewat.
Lambat laun gairah Rini kembali terbangkitkan, mulutnya
mendesis nikmat dan penuh rangsangan “ssshhh...mmmhhh...uhhh….. ohhhh…
sssssttt…” Sementara telapak tanganku bergerak lincah membelai dan mengusap
paha, memek, perut dan akhirnya meremas-remas susunya yang mengkal dan montok.
Erangannya semakin keras ketika aku memelintir putting
susunya yang menonjol keras “Euhh….. Ouhhh…. Aw…… Ahhh…” disertai dengan
gelinjang tubuh menahan nikmat yang mulai menyerangnya. kontolku semakin keras
dan aku mulai memposisikan kedua pahaku di bawah kedua pahanya yang terbuka ,
lalu mengarahkan kontolku tepat di lipatan memeknya yang basah dan licin.
Kugesek-gesekan kepala kontolku di sepanjang lipatan
memeknya, tubuhnya semakin bergelinjang, pantatnya bergerak-gerak menyambut
kontolku seolah-olah tak sabar ingin ditembus oleh kontol tegangku. Namun aku
terus merangsang memeknya dengan kontolku, dia semakin tak sabar, tubuhnya
semakin bergelinjang hebat.
Dan akhirnya ia bangkit dan menyuruhku supaya telentang di
atas kasur dan dia langsung menduduki selangkanganku, mengangkat pantatnya dan
tangannya dengan gemetar meraih kontolku dan mengarahkan ke tepat liang
vaginanya, lalu langsung menekan pantatnya dalam-dalam hingga……. Blessshhhh…….
“Aaaaahhhh... SSssshhh....mmmmhhh” desah Rini dan desisnya merasakan nikmatnya
kontol besar beruratku.
Batang kontolku langsung menerobos dinding vaginanya yang
basah namun tetap sempit dan berdenyut-denyut. Mataku nanar menahan nikmat,
napasku seolah-olah terhenti menahan nikmat yang ku terima…”Uhhhh…..” mulutku
berguman menahan nikmat.
Dengan mata terpejam menahan nikmat, Rinipun mengaduh.”Aw….
OOhhhhhhh……besarnya kontolmuuuu ...aaaahhh” Pantatnya dia diamkan sejenak
merasakan rasa nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhnya sambil memegang dildo.
Lalu secara perlahan dia menaik turunkan pantatnya hingga penisku
mengocok-ngocok vaginanya dari bawah dan seiring dengan itu, ku lihat dia mulai
mengulum kembali dildonya.
Erangan khasnya kembali dia perdengarkan “mmmmpphhh ...Aw…..
aaaahhh…. sssshhhh… eugghhhh…..mmmpphhh” Semakin lama gerakan pantatnya semakin
bervariasi, kadang berputar-putar, kadang maju mundur dan terkadang ke atas ke
bawah bagaikan piston sambil tak henti-hentinya menghisap dildonya dengan tegak
seolah-olah bosnya berdiri di sampingnya.
Gerakannya semakin lincah dan liar, membuat aku tak
henti-hentinya menahan nikmat. “Ouuuh.... Riniiiii....aaaaahhhh....” desahku
merasakan penuh kenikmatan. Kembali aku terpana oleh keliaran Rini dalam
bercinta, sungguh aku tak menyangka, Wanita sholehah, anggun dan lembut ini
begitu liar dan lincah.
”Aaaahhhh…. mmmmhhh …” aku pun mengeluh nikmat menyahuti
erangan nikmat yang keluar dari bibirnya yang tipis.
Buahdadanya yang montok dan indah terguncang-guncang keras
akibat gerakannya yang lincah dan membuatku tanganku terangsang untuk meremasnya,
maka kedua buahdada itu kuremas-remas gemas. Rini semakin mengerang nikmat
“mmmpphhh…. Ah….mmmppphh….ouhhh…”
Lalu gerakannya semakin keras tak terkendali, tangannya
mencengkram erat dildonya sedangkan tanganku meremas-remas gemas buahdadanya,
dan badannya melenting sambil menghentak-hentakkan pantatnya dengan keras
hingga penisku masuk sedalam-dalamnya.
Dan akhirnya tubuhnya kaku disertai dengan jeritan yang
cukup keras “AAAAAAHHHH………….” Tubuhnya melengking dan mengejang. Setelah
orgasmenya kembali meledak, tubuhnya lambat laun ambruk menindihku dan ku
rasakan dinding memeknya berdenyut-denyut serta meremas-remas batang kontolku.
Dan itu semua membuatku semakin melayang nikmat.
Rini baru saja memperoleh orgasmenya lagi. Dengan tubuh yang
lemas dan napas yang tersengal-sengal bagaikan orang sudah melakukan lari
marathon bibirnya menciumi lembut pipiku dan berkata sambil
mendesah…”Ayaaaang…. Benar-benar hebat….” Lalu dia melepaskan dildo dari
genggamannya, mengecup bibirku dan kembali kepalanya terkulai di samping
kepalaku sehingga dadaku merasakan empuknya dihimpit oleh buahdadanya yang
montok.
kontol tegangku masih menancap dengan kokoh di dalam liang
memeknya, semakin lama denyutan dinding memeknyapun terasa semakin melemah.
Kugulingkan tubuhnya hingga tubuhku menindih tubuhnya dengan
tanpa melepaskan batang kontolku dari jepitan memeknya. Tangan kananku
meremas-meremas buah dadanya diselingi memilin-milin putting susu sebelas kiri,
sementara bibirku menjilati dan menghisap-hisap puting susu sebelah kanan,
sambil pantatku bergerak perlahan mengocok-ngocok memeknya.
Perlahan namun pasti, Rini mulai menggeliat perlahan-lahan,
rangsangan kenikmatan yang kulakukan kembali membangkitkan gairahnya yang baru
saja terpuaskan… “Emmhhh…ayaaaang… euhhhh……… auh……..” dengan kembali dia
mengerang nikmat.
Pinggulnya bergoyang mengimbangi goyanganku. Kedua tangannya
merengkuh punggungku. “Ah…ayaaaaang.... mmmhhh…… ssshhh….aahhh…” kembali dia
mengeluarkan suara yang manja dan khas, menandakan kenikmatan telah merasuki
dirinya.
Goyang pinggulnya semakin lincah disertai dengan
jeritan-jeritannya yang manja. Dalam posisi di bawah, Rini menampilkan
gerakan-gerakan yang penuh sensasi, berputar., menghentak-hentak, maju mundur
bahkan gerakan patah-patah seperti yang diperagakan oleh penyanyi dangdut
terkenal.
Kembali aku terpana oleh gerakan-gerakannya. Yang semua itu
tentu saja memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku.
Sambil mengerang dengan manja, tangannya menarik kepalaku
hingga bibirnya bisa menciumi dan menghisap leherku dengan penuh nafsu. Gerakan
pinggul Rini sudah berubah menjadi lonjakan-lonjakan yang keras tak terkendali,
kedua kakinya terangkat dan membelit dan menekan pantatku hingga pantatku tidak
bisa bergerak, Kedua tangannya menarik-narik pundakku dengan keras dengan mata
terpejam dan menggigit ringan bibir bawahnya.
Dan akhirnya tubuhnya kaku sambil menjerit ”AAkkkkkhhhh…….”
Kembali Rini mengalami orgasme untuk ke sekian kalinya.
Aku hanya terdiam tak bisa bergerak tapi merasakan nimat
yang luar biasa, karena walaupun terdiam kaku, namun dinding memek Rini
berkontraksi sangat keras sehingga memijit dan memeras nikmat batang kontolku
yang semakin membengkak, “OOOOooohhh...SSsshhh...mmmmhh”. Tak lama kemudian
tubuhnya melemas, kedua kakinya sudah terjulur lemah.
Kuperhatikan napasnya tersengal-sengal…, Rini menatap
wajahku yang berada diatas tubuhnya. Lalu dia tersenyum seolah-olah ingin
mengucapkan terima kasih atas puncak kenikmatan yang diperolehnya.
Kukecup bibirnya dengan lembut. Tubuhku kutahan dengan kedua
tangan dan kakiku agar tidak membebani tubuhnya, sambil bibirku terus menciumi
bibir, pipi, leher , dada, hingga puting susunya untuk merangsangnya agar
gairahnya segera bangkit kembali.
Kuubah posisi tubuhku hingga aku terduduk dengan posisi
kedua kaki terlipat dibawah kedua paha Rini yang terangkat mengapit pinggangku.
Buahdadanya yang indah dan basah oleh keringat begitu menggodaku. Dan kedua
tanganku terjulur untuk meremas-remas buah dada yang montok dan indah “Euhh….
Euhhh…. “ Kembali tubuhnya menggeliat merasakan gairah yang kembali
menghampirinya. Sambil kedua tanganku mempermainkan buahdadanya yang montok,
pantatku kembali berayun agar kontolku kembali mengaduk-ngaduk liang memek Rini
yang tak henti-hentinya memberikan sensasi nikmat yang sukar tuk dikatakan.
Hentakan pantatku semakin lama semakin keras membuat buah
dadanya terguncang-guncang indah. “Aw...Aaaahhh...ayoooo...eeemmmhhh...sssst”
Erangan nikmat yang khas kembali dia perdengarkan. Kepalanya bergerak ke kanan
dan kekiri seperti dibanting oleh rasa nikmat yang kembali menyergapnya.
Pinggul Rini mulai membalas setiap hentakan pantatku, bahkan semakin lama
semakin lincah disertai dengan lenguhan dan jeritan nikmat yang khas.
Kedua tanganku memegangi kedua lututnya hingga pahanya
semakin terbuka lebar membuat gerakan pinggulku semakin bebas dalam mengaduk
dan mengocok vaginanya. “Ah….Ah…. Ah…. Aahhh….ahhhh” erangan nikmat semakin
meningkatkan gairahku.
Dan kontolku semakin menegang dan keras. Dan ternyata dengan
posisi seperti ini membuat jepitan memeknya semakin kuat dan membuatku semakin
nikmat. Dan tanpa dapat kukendalikan gerakanku semakin liar tak terkendali
seiring dengan rasa nikmat yang semakin menguasai diriku.
Rinipun mengalami hal yang sama, kontolku yang semakin keras
dengan gerakan-gerakan liar yang tak terkendali membuat orgasme kembali dengan
cepat menghampirinya dan dia pun kembali menjerit-jerit nikmat menjemput
orgasme yang segera tiba… “Ah….Ah…Ayaaaaaaang...aku keluaaaaaaar... Ah….
Aahhh….ahhhh” Akupun merasa bahwa orgasme akan menghampiriku, tanpa dapat
kukendalikan gerakan sudah berubah menjadi hentakan-hentakan yang keras dan
kaku. Hingga akhirnya orgasme itu datang secara bersamaan dan kamipun mengerang
secara bersamaan. “AAkkkkkkhhssss…………..” Pinggul kami saling menekan dengan
keras dan kaku sehingga seluruh batang penisku amblas sedalam-dalamnya dan
beberapa saat kemudian. Crotttt….crooottttt…. crotttt….. sperma kental
terpancar dari kontolku menyirami liang memek Rini yang juga berdenyut dan
meremas dengan hebatnya. Tubuhkupun ambruk ke pinggir tubuh Rini yang terkulai
lemah. setelah tenang, ku keluarkan kontolku dari dalam memeknya, PLOK..suara
kontol besar keluar dari memek Rini yang sempit dan legit.
Kami mengatur nafas masing-masing, setelah tenang maka ku
baringkan tubuhku di samping Rini, dengan segera Rini memiringkan tubuhnya dan
kembali memelukku mesra dan manja.
Kami tak berkata apa-apa, karena rasa lelah kami yang sangat
luar biasa. Akhirnya kami tertidur pulas.
Terdengar suara gemercik air di kamar mandi, ku buka mataku
dan kulihat jam ternyata masih pukul 05.45 pagi. Aku coba untuk duduk dan
bangkit dari kasurku, aku mencari istriku menuju ke arah suara gemercik air
berasal.
Ku buka pintu kamar mandi, tampak Rini sedang asyik mandi di
bawah guyuran shower. Lekuk tubuh indah yang putih dan mulus itu milik Rini
istriku tercinta. Tiba-tiba Rini melihat kepadaku, dia tersenyum mesra dan
memanggilku untuk bergabung mandi bersamanya, kemudian kami mandi bersama tanpa
melakukan aktifitas seksual karena aku tau bila Rini harus segera siap-siap
untuk pergi ke kantornya.
Setelah mandi bersama, Rini segera keluar meninggalkanku
sendirian di kamar mandi. Kenudian aku segera melilitkan handuk di pinggangku
dan menuju wastafel untuk membersihkan kumis dan jenggot tipis di wajahku.
Kemudian aku segera menuju kamarku dan mulai berpakaian dan
langsung menuju dapur.
Ku duduk di kursi makan dan melihat Rini sedang memasak
sesuatu, terlihat rambut Rini sebahu dan masih memakai handuk. Setelah selesai
memasak, Rini pun duduk bersamaku dan sarapan pagi bersama.
Setelah dirasa aman dan tenang, maka kuberanikan untuk mengatakan
hal mengenai pemecatan di tempatku bekerja dan aku pun menjelaskan ke Rini bila
aku terus berusaha dan mendapatkan pekerjaan yang baru, yaitu menjadi pelatih
renang di satu club renang di kota ***or ini.
Rini pun tersenyum dan berkata, “itulah sebabnya aku sangat
mencintaimu sayang, kamu selalu berusaha dan terus berusaha untuk tidak
menyerah,,, “
Kujawab dengan senyuman dan berkata padanya, “Terimakasih
sayang... “
Bersambung...
-Credit-
Karya : kontoljaya
0 Comments
Posting Komentar