*ILUSTRASI




Segera ku tanya padanya, “Dari mana sayaaang?”

Rini pun menjawab dengan agak kaku.. “anu.. euu...itu...anu dari bawah... habis berendam di jacuzzi?”

Kemudian ku jawab, “Oh...” sambil aku mendekat ke dirinya yang masih terlihat berdiri dan tegang padaku, kemudian ku elus pipi putih lembutnya dan ku lihat ada tanda di lehernya lalu ku tanyakan padanya, “Rini ku sayang, ini merah di lehermu, kenapa lehermu?”

Ku lihat mata istriku memandang arah dengan tidak beraturan, bibirnya sedikit bergetar, kepalanya perlahan menunuduk di hadapanku. Tangan kiri ku perlahan memegang lembut bahu kanan nya dan tangan kanan ku menyentuh lembut dagunya, ku angkat lembut dagu istriku supaya dia dapat memandangku, aku berkata dan bertanya kembali pada istriku dengan sangat lembut, “Pandanglah aku sayang... aku Jarwo suamimu ... ada apa? .. apa yang telah terjadi dengan dirimu? ... aku mengkhawatirkan mu .. “

Kemudian istriku memandang pada ku dengan mata yang bergetar dan nanar, terlihat dia memendam sesuatu, ku lihat di sisi kedua matanya lambat laun terkumpul air mata dan tak lama air itu jatuh membasahi kedua pipinya. Tidak ada satu kata pun dari kami yang keluar saat itu, hanya bahasa tubuh kami yang sedang berbicara. Aku mulai menyeka lembut air matanya yang membasahi kedua pipinya lalu ku kecup kening istriku dan mulai memeluknya.

Aku merasakan, pelukan istriku sangat erat dan semakin erat. Aku mulai berpikir dan bergumam dalam hati sambil aku mulai memejamkan kedua mataku, “apakah ini hanya aktingnya? Aku tau ... istriku ... aku tau apa yang telah dilakukan istriku .... aku mendengarnya dengan kedua telingaku ... aku telah melihatnya dengan kedua mataku ... aku ikut merasakan dengan hasrat ku ,,, ya ... hasrat dirimu yang sebenarnya ... hasrat dirimu yang sesungguhnya ... hasrat dirimu yang selama ini terus kau sembunyikan ... aku mengerti dirimu ...”

“Tok..Tok..Tok... Ketukan suara pintu kamar kami membuyarkan keheningan, segera ku buka kedua mata ku kemudian ku pegang kedua sisi tangan istriku untuk memisahkan pelukan istriku pada tubuhku, masih tanpa ada satu kata pun keluar dari bibir kami, terlihat istriku terus menundukkan kepalanya di hadapanku. Kemudian aku mulai meninggalkan istriku berdiri kaku sambil kepalanya masih tertunduk.

Ketika sampai di depan pintu, segera ku buka dan JLEB .. hatiku merasa sangat kaget dan bingung melihat tamu di hadapanku. Dia adalah wanita yang bersama istriku dan lelaki itu di dalam bilik jacuzzi tadi. Wanita yang sekarang berdiri tepat dihadapanku memakai kimono mandi (Kimono handuk mandi) yang sama warna dan motifnya dengan yang istriku pakai saat ini, terlihat jelas sebagian pahanya karena kimono mandinya ukurannya pendek dan sama seperti yang istriku pakai saat ini begitu juga dengan rambutnya sebahu sama seperti istriku

“Maaf mas, Rini nya ada?” tanya dia padaku yang saat itu diriku masih kaget dan bengong melihat wanita itu. Aku memandangnya dan dia terus memandangku. Pikiranku sesaat stuck, hang dan kosong. Sesaat kami saling pandang dan diriku terus menatapnya

Tiba-tiba istriku langsung berada di sampingku, dia langsung berkata pada wanita itu, “eh bu Winda ... ayoo masuk dulu ..!” ajak istriku padanya yang membuyarkan dan menyadarkanku.

“Maaf Rin ... aku hanya sebentar kok ... ini dompet mu tertinggal,,,”ucap wanita yang bernama Winda itu sambil menyerahkan dompet istriku.

Istriku kemudian menggeser tubuhku ke belakangnya sehingga kini diriku di belakang tubuhnya dan tangan istriku segera meraih dompetnya sekaligus memegang erat tangan Winda temannya sambil istriku berkata padanya, “Makasih banyak ya bu Windaaa... ayo sini masuk dulu ... ayoo!” istriku menarik lengan Winda dan menariknya paksa masuk ke ruang kami.

“eh Rin... bentar..” ucap Winda yang ditarik istriku dan melewati tubuhku yang masih kaget sambil berdiri kaku.

Ku tutup pintu kamar dan ku lihat istriku mengajak Winda temannya duduk di sofa. Kembali ku terdiam kaku melihat istriku dan temannya mengobrol dengan cerianya. Aku pun kembali berpikir “Oh Rini istriku ... kenapa tadi ditanya olehku tidak menjawab? ... aku ini suamimu ... apakah ...??” tiba-tiba lamunanku buyar tatkala istriku memanggil diriku untuk bergabung bersama. Istriku berkata dan memanggilku, “Ayaaang... sini dong.. !! ini ada tamu kok malah dibiarkan?? “ tanya istriku dengan wajah cerianya.

Dalam hatiku terus bergumam “Aku merasa sangat heran, kenapa dia berubah drastis? Tadi dia nampak sedih ketika kami berdua namun sekarang sangat ceria ketika ada temannya... apakah istriku mulai tidak merasa nyaman hidup dengan ku?” gumam ku dalam hati sambil pandanganku tertuju ke bawah.

Kemudian aku dikagetkan dengan ada yang menyentuh lenganku dan menariknya, ku lihat ternyata dia adalah istriku, “ ih ayang ... disahut dari tadi malah diam aja.. ayo siniii...” ucapnya sambil menarik lengan ku dan membawaku duduk di sofa bersama.

Kini posisi duduk istriku di tengah, Winda di samping kiri istriku dan aku di samping kanan istriku. Kemudian istriku memperkenalkan Winda padaku, “Bu Winda.. perkenalkan ini suamiku tercinta ... Jarwo ******** .... “ ucap istriku memperkenalkan aku ke Winda, kemudian aku pun berjabat tangan dengannya, lalu istriku melanjutkan dengan berkata, “Ayang ... perkenalkan ini bu Winda ... beliau adalah atasan ku .. beliau menjabat sebagai asisten direktur ...” ucap istriku.

Kemudian istriku bertanya padaku, “ayang.. ada minuman gak?”

Aku pun menjawab dengan kaget dan heran “minuman?... minuman apa?”

Istriku berkata lagi pada ku, “Oia bagaimana bila kita memesan makanan? Aku lapar... “ sambil istriku mengernyitkan dahinya dan memegang perutnya.

Kemudian aku pun menyetujuinya dan akan segera memesan makanan buat kita bertiga, ketika diriku sedang berusaha memesan dengan melakukan panggilan ke pihak hotel, tiba-tiba istriku tidak mau memesan makan dari hotel karena porsinya yang sedikit dan cukup mahal harganya. Istriku ingin memesan makanan siap saji yang lokasinya berada 1 blok dari hotel ini.

Aku pun menyetujuinya. Lalu istriku berkata lagi, “ambil aja kunci kartu pintunya .. kami gak akan kemana-mana kok..” sambil tersenyum manja padaku.

Aku pun balas senyuman istriku dan ku kecup ringan dan mesra bibir istriku depan Winda temannya. Lalu aku segera menuju ke arah pintu, mengambil kartu yang berfungsi sebagai kunci pintunya, ku buka pintunya kemudian aku keluar dari ruangan dan menutupnya kembali.

Lalu aku mulai melangkahkan kaki meninggalkan istriku dan Winda berdua di ruangan ku, ku berjalan di lorong dan tiba di depan lift hotel ini, ku tekan tombolnya dan aku menunggu sesaat hingga pintu lift terbuka.

Ketika pintu lift terbuka, DEG... jantungku berdegup kencang saat ku lihat di depanku berdiri lelaki yang menyetubuhi istriku dengan liar. Langsung terbayang adegan dia bersama istriku ketika mereka bercinta liar dalam bilik jacuzzi tadi. “Pak ..!! anda mau masuk ke lift ini?” tegur dan tanya lelaki itu pada ku dan membuyarkan lamunanku.

Kemudian aku pun segera memasuki lift itu dan mulai menekan tombol huruf G (Ground Floor) dan berdiri tegap di sampingnya. Sekilas ku lihat dia telah menekan tombol 15, berarti dia menginap di lantai 15 sedangkan aku dan istriku menginap di lantai 10.

Lift pun bergerak ke lantai atas terlebih dahulu mengantarkan dia ke lantainya. Ku lihat dan ku amati secara hati-hati, dia memiliki tubuh yang tegap dan dia memakai kimono mandi yang sama warna dan motifnya dengan kimono mandi istriku dan Winda hanya saja ukurannya berbeda, kimono mandi atau kimono handuk mandi yang lelaki itu pakai terlihat ukurannya panjang hingga menutup kedua betisnya.

Selama kami berdua di dalam lift hotel tersebut, kami tidak mengobrol sedikitpun. Terlihat lelaki itu seperti yang kelelahan. Ku pikir, dia lelah karena aksinya menyetubuhi istriku dan Winda dengan liar dan buas waktu tadi.

Ting.. suara bel berbunyi sebagai tanda telah sampai di lantai tujuan lelaki itu, setelah pintu lift terbuka, diapun segera melangkahkan kakinya keluar lift meninggalkanku. Sesaat kemudian ada beberapa orang yang ikut naik lift bersamaku lalu pintu lift pun tertutup dan lift pun menuju lantai tujuanku.

Setelah aku sampai di lantai tujuanku segera ku langkahkan kaki menuju ke lobby lalu keluar hotel ini.

Rupanya hujan telah reda dan menyisakan jalan yang basah dan terasa sejuk. Ku lihat ke kanan dan ke kiri sambil terus berjalan tampak lampu-lampu jalan mulai menyala sebagai tanda hari ini akan menjelang malam.

Setelah sampai di dalam resto siap saji segera ku memesan beberapa menu makanan dan minuman untuk kami bertiga. Ketika aku sedang membayar di kasir tiba-tiba ada yang menepuk pundakku lalu aku balikkan badan ternyata Sarah. Kami pun lalu berbincang sesaat di taman yang bertempat diantara hotel tempat menginapku dengan resto siap saji.

Setelah kami mengobrol dengan agak canggung karena bahasa Inggrisku yang pas-pasan dan mengakibatkan Sarah tertawa renyah dikarenakan aku sering salah faham dalam maksud dan tujuan, setelah dirasa cukup, aku pun mohon pamit dan segera aku kembali ke hotel.

Setibanya di depan pintu ruangan tempat menginap kami, segera ku gesekkan kartu kunci pintu dan terbukalah lalu aku pun menutup kembali. Kemudian aku menyimpan pesanan makanan di atas meja.

Terlihat Winda dan Rini duduk terpisah, kemudian Winda memintaku untuk duduk bersama istriku. Situasi saat ini terasa kaku, lalu Winda membuka pembicaraan, “Jarwo.. ada beberapa hal yang akan aku sampaikan padamu..” ucap Winda dengan nada datar.

Ku lihat sesaat istriku menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu aku pun menjawab dengan menatap serius waha Winda, “Silahkan... “ ucapku serius.

Winda pun mulai menjelaskan, “Istrimu adalah orang yang baik, dia termasuk orang yang rajin, jujur dan cerdas ... istrimu sangat mencintaimu dan sangat menyayangimu tapi... setiap orang memiliki kelemahan ... tidak ada manusia yang sempurna ... istrimu tidak sanggup menjelaskan hal yang sangat pribadi padamu ... ketika dia menjadi staf ku, dia menjelaskan keinginan variasi seks yang berbeda pada ku ... dia dengan dirimu selalu bercinta dengan membayangkan orang lain ikut serta.... akibat dari itu, maka lambat laun dia menginginkan kemaluan asli lelaki lain selain milik suaminya ... dan dia ..... merealisasikannya..” ucap Winda dengan datar dan terdengar berat.

Saat itu juga aku langsung mengalihkan pandangan ku kepada istriku, terlihat istriku masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan terdengar istriku mulai menangis. Kemudian aku segera memeluk istriku, tetapi ditepis dan istriku berusaha mendorong tubuhku menjauh dari dirinya sambil berkata disertai tangisan, “Jangan dekati aku ... diriku ini hina ... diriku ini menjijikan ... gak layak terus bersanding dengan mu .... pergii... pergiiii...” ucapnya.

Namun aku tidak menggubrisnya, aku terus berusaha memeluk tubuhnya walaupun istriku terus menolak, menepis dan mendorong tubuhku menjauh. Aku tidak menyerah, segera aku bangkit dari duduk ku lalu menarik lengan istriku untuk berdiri di hadapanku dan langsung ku peluk erat tubuhnya.

Saat ku peluk erat tubuhnya, lalu aku segera bicara pada istriku, “Dengarlah Rini ... aku sangat mencintaimu ... aku sangat menyayangimu .. aku tau tanda merah di lehermu ... walaupun kau selingkuh di belakang ku ... kamu tetap istriku ... bila mencari salah maka semua ini salahku ...aku pemimpin mu ... aku suamimu ... aku salah telah membiarkan istri .. salah ku .. salah ku .. semua salah ku..!!!”

Tangisan istriku semakin keras dalam pelukanku, tiba-tiba istriku melepaskan diri dari pelukanku dan segera bersimpuh dan bersujud di depan kedua kaki ku yang masih berdiri lalu dia berkata sambil terus menangis, ‘Maafkan akuuuu ... aku salaaaah ... aku yang salaaah ... hukumlah akuuu... hukumlah akuu”

Segera aku meraih tubuhnya yang bersimpuh dan bersujud padaku untuk segera berdiri,”Bangunlah ... ayo bangun sayang ...” ucapku dan kulihat istriku menggelengkan kepalanya tanda dia tidak mau bangkit. Aku pun setengah memaksanya, ku berdirikan tubuh istri ku, lalu segera aku memeluknya kembali dan istriku memeluk ku erat.

Kemudian istriku memandang wajahku dan berbicara padaku sambil menangis dan terus mengeluarkan air matanya, “Maafkan aku ... maafkan aku .. seandainya dirimu selingkuh di belakangku ... aku tidak akan sakit hati ... seandainya dirimu selingkuh didepan mataku ... aku tidak akan sakit hati ... biarlah ini menjadi hukuman buat ku ... aku rela ...”

Segera aku menutup bibirnya dengan bibirku, “mmmhh...” desahku mencoba menenangkan diri istriku namun istriku melepas ciumanku dan berkata, “Suamiku sayang ... kenapa dirimu tidak memarahi ku?”

Segera ku jawab, “ mau marah atau tidak ... itu tidak akan bisa merubah masa lalu ...tidak akan bisa merubah kejadian yang telah berlalu ...”

Tiba-tiba Winda bangkit dari duduknya serta melangkah ke arah kami sambil berbicara pada kami berdua, “Rini ... Jarwo ... kalian memang pasangan yang serasi, jangan sampai kalian salah faham lagi, kalian harus saling mengerti.. “ sambil Winda tersenyum pada kami lalu memeluk istriku dan bersalaman dengan istriku dan berkata lagi, “aku pamit dulu ya Rin..” ucap Winda dan dia melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan ini, membukanya lalu melihat ke arahku dengan pandangan penuh arti dan tersenyum padaku, CEKLEK ... suara pintu ditutup Winda dan hanya tinggal kami berdua di ruangan ini.

Aku segera mengalihkan pandangan ku ke arah istriku, kami saling memandang dan aku segera bertanya pada istriku, “Rini ... istriku sayang ... aku tidak akan marah padamu ... katakanlah dengan jujur pada ku ... apa yang telah terjadi? Kapan dirimu mulai selingkuh?”

Tampak istriku mulai menundukkan kepalanya, melingkarkan kedua tangannya ke pinggangku dan merapatkan tubuhnya dengan tubuhku dan mulai berbicara padaku, “apakah kamu masih ingat ? ... ketika kita selalu membayangkan bercinta dengan bos kita ... aku curhat ke manajer ku saat itu yaitu bu Winda, kemudian kami mulai ngobrol dan mulai mencoba menyusun rencana agar aku dapat merasakan sensasi bercinta di belakang suamiku, aku hanya melakukannya sekali, di saat itulah ... anusku dimasuki kontol..” ucap Rini sambil memeluk erat tubuhku, lalu ku tanya balik padanya, “Itu kapan? ... sama siapa dirimu melakukannya?”

Kemudian istriku mengangkat wajahnya dan memandang wajahku dengan mata sayu dan berkata padaku, “Kamu jangan marah ya... aku pertama kali selingkuh adalah dengan Aryo sahabatmu..”

JLEBBB ... perasaanku saat itu luarbiasa kacau, bukan cemburu atau marah kepada istriku tetapi marah dan kesal ku adalah terhadap Aryo sahabat setia ku, setelah perceraian Aryo dengan istrinya dulu, Aryo menjadi lebih tertutup. Pantas saja dia santai-santai melatih renang, pantas saja dia memiliki club renang, ternyata Winda itu istri baru Aryo.

Kemudian aku pun bertanya lagi padanya, “Kok bisa? Bagaimana ceritanya?”

Lalu istriku menarik tanganku untuk duduk di sofa. Setelah kami duduk di sofa kemudian istriku melanjutkan penjelasannya, “Kamu masih ingat ketika aku pergi untuk menghadiri acara pembukaan dan peresmian KCP bank di kota **au? tanya dia padaku.

Lalu aku menjawabnya, “Ya .. aku masih ingat ..terus gimana?” sambil memeluk istriku dan istrikupun bersandar di dada ku.

Lalu istriku pun menjawab dan menjelaskannya, “Sebenarnya ... aku bohong padamu, sungguh aku tidak menghadiri acara itu, karena acara itu memang tidak pernah ada .. aku menghadiri undangan manajerku bu Winda, dia mengundangku untuk memenuhi hasrat bercinta bu Winda dan hasrat diriku... hasrat diriku adalah ... aku bisa berselingkuh sedangkan hasrat bu Winda ingin melihat suaminya bersetubuh dengan wanita lain.. dan suami bu Winda adalah Aryo.... bu Winda sangat puas melihat pertama kali suaminya bercinta dengan ku dihadapan bu Winda langsung ... dan disitulah anusku diperawani oleh sahabatmu .. Aryo”

Lalu aku berkata pada istriku sambil mulai meremas payudaranya, “Istriku sayaaang .. setelah mendengar penjelasanmu, aku jadi ingin merasakan sensasi bercinta dari variasi yang lainnya...” ucapku sambil tangan ku meremas lembut buahdada istriku yang masih terbungkus kimono mandinya.

Istriku pun mendesah sambil bertanya padaku, “mmmhhh ... ssshhh ... Memangnya ayang mau variasi seks apalagi ...?? oouuuhhh “ tanya istriku dengan desahan dan desisannya mulai membangkitkan birahi kami.

Aku pun menjawab, “Aku ingin melihat dirimu bercinta dan bersetubuh mesra dan liar bersama sahabatku Aryo di depan ku langsung”

Istriku langsung kaget dan langsung bertanya, “Memangnya ayang gak cemburu?”

Aku pun tersenyum dan menjawab “Awalnya sih memang luarbiasa cemburu tetapi setelah aku merasakan perasaan sakit dan cemburu yang luar biasa, lahirlah perasaan lain.. sampai sekarang aku tidak tau nama perasaan itu ...apakah kamu mau?”

Istriku tidak menjawabnya namun dia merengkuh leherku dan langsung melumat bibirku, “Mmmmppphhh... sssslllrrpp ... mmmppphhh ... Aaaah “ desah istriku saat melumat bibirku dan melepaskan lumatannya dari bibirku dan berkata padaku, “Ayang .. aku ingin ... aku ingin .. melihatmu bercinta di depanku dengan wanita lain ... aku ingin merasakan sensasi yang bu Winda rasakan ... apakah kamu mau ?”

Akupun tersenyum padanya dan bertanya padanya, “apakah kamu mengizinkannya?”

Lalu istriku segera melumat bibirku lagi dan tiba-tiba terdengar suara “RRRrrrrrrrttttt ..” ternyata itu adalah suara perut kami berdua yang keroncongan, kami pun saling memandang lalu tertawa bersama.

Rupanya kami telah melupakan makanan yang aku beli tadi sore, lalu kami memutuskan untuk makan bersama. Setelah semua makanan dihidangkan di meja, kami baru menyadari bahwa makanan untuk Winda masih ada.

Kemudian istriku menelpon Winda supaya kembali ke ruangan kami untuk makan malam bersama. Setelah Winda datang dan berada di depan kami berdua, ku lihat Winda sungguh cantik, baru kusadari bila wajah Winda mirip artis Citra Kirana (CiKi jauh lebih cantik). dia telah mengenakan gaun malam yang tipis, berwarna hitam, terlihat belahan dadanya yang sekal dan nampak paha mulusnya karena ada belahan dibagian gaun bawahnya hingga dua jengkal di atas lututnya.

Kemudian kami makan bersama dengan diselingi candaan yang menjurus kepada seks. Lalu istriku memberanikan diri untuk mengatakan hasratnya pada Winda. Diluar dugaan ternyata Winda menyetujuinya dengan syarat, yaitu Winda ingin bercinta dan melakukan seks di depan suaminya Aryo.

Ku lihat istriku tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Setelah kami selesai makan, aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dari keringat dan kotoran.

Setelah selesai mandi, segera kulilitkan handuk di pinggang ku lalu aku melangkahkan kaki ku menuju kamarku di hotel tempat aku menginap, tadinya aku mau memakai pakaian tetapi saat aku memasuki kamar tidur aku melihat istriku dan Winda sedang duduk di pinggiran kasur hotel berdampingan.

Istriku dan Winda mengajakku supaya duduk di tengah mereka berdua, segera ku menuju tempat mereka duduk dan sekarang posisiku duduk diantara mereka berdua. Di samping kiri ku adalah istriku sedangkan Winda berada di samping kanan ku.

Ku lihat istriku sedikit canggung dalam senyumannya padaku. Segera aku merengkuh leher istriku dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku lalu kami mulai berciuman dengan mesra dan liar, “mmmpphh ... mmmpphh ... ssslllrrppp .. mmpphh” desah kami berdua.

Ketika kami berciuman, aku merasakan sentuhan lembut di paha kananku, rupanya Winda mengelus pahaku yang masih tertutup handuk. Lalu kurasakan tangan istriku menyentuh lembut dada ku dan terus turun hingga pinggangku dan membuka handuk mandiku.

“Aaaah ...” istriku melepaskan lumatan bibirnya di bibirku. Lalu dapat ku lihat Winda mengelus kontolku dan mulai wajahnya mendekat ke kontolku lalu diciumnya, dijilatnya lalu mulai mengulumnya. “Sllllrrrppp ...eeemmmphh ... ssllrrrppp ... eeeemmmpphh “ suara kuluman dan erangan Winda mengulum kontolku.

Tangan kananku mulai menyentuh lembut rambut Winda dan ku tekankan kepalanya supaya bisa masuk semua ke mulutnya, tetapi Winda kesulitan.

Kemudian istriku mencium lembut bibirku terus turun ke leherku dan terus menjilati dada ku yang bidang lalu menelusuri perutku hingga istriku mengemut kontol ku bergantian dengan Winda. “AAAaahhh ... jilat kontolku sayaaaang .... kulum dan hisaaaaap... aaaaahhh ..” desahku keenakan.

Istriku dan Winda berdiri dengan kedua lutunya masing-masing sambil mengulum kontolku bergantian, lalu akupun mulai meremas lembut buahdada istriku lalu berpindah ke buahdada Winda, “ooouuuhh ...kenyalnyaaa... “ desah dan ucapku ketika aku dengan bebasnya meremas buahdada dan memilin puting susunya mereka berdua.

Lalu Winda pun bangkit dan berdiri, langsung ku rengkuh lehernya dan ku lumat bibirnya serta lidah ku dan lidah Winda saling menari, kemudian saling hisap dan saling kulum di depan istriku, “mmmpphhh... sssslllrrrppp... mmmhhhh “ desah kami berdua.

Kemudian aku baringkan Winda, lalu aku membawa istriku untuk duduk di kursi dan mendudukkan istriku di kursi lalu aku mengikat tangan istriku ke belakang menggunakan ikatan gordyn hotel, istriku awalnya protes namun ku jelaskan padanya bahwa ini adalah sensasi variasi seks yang baru.

Kini istriku hanya bisa melihat aksi kami berdua, kemudian aku berbaring di kasur hotel yang berukuran besar itu lalu Winda menghampiri tubuhku dengan merangkak dan tanpa kuduga, Winda langsung mencium bibirku dengan gairah yang menyala-nyala, napasnya begitu terengah-engah didorong oleh nafsu birahi yang menyala-nyala tidak dapat dia kendalikan. “MMMPPHHH .... SSLLLRRRPPHHH .. MMMPPPHHH” desah kami berdua yang disaksikan istriku. Akupun menyambut ciuman membara itu dengan tak kalah nafsunya.

Selama beberapa menit nafas kami saling memacu didorong oleh gairah yang demikian cepat menguasai kami berdua. Sambil menciumi bibirnya, tanganku mulai meremas-remas buahdadanya yang montok dari luar gaunnya yang longgar. Namun nampaknya Winda ingin mengeluarkan semua gairahnya yang selama ini terpendam.

Bibirnya menciumi dan menjilati pipi dan leherku, sementara tangannya dengan lincah langsung mencari-cari batang kontolku yang tegang. Begitu tangannya meraih batang kontolku yang semakin tegang, tangannya langsung meremas dan mengocok batang kontolku dengan gemas dan penus nafsu, sementara bibirnya masih terus menjilati dan menghisap leherku. “Ooouuuhhhh” desahku.

Kenikmatan ini betul-betul luar biasa dan tak terduga, membuatku melayang nikmat. Tiba-tiba tubuhnya melorot kebawah hingga kepalanya tepat berhadapan dengan batang kontolku yang mengacung tegak dan keras dan dengan gairah yang menyala-nyala mulutnya mencaplok batang penisku dan mengoral penisku dengan lincahnya. “Ooouuuuh … Windaaaa .... oooouhhh…mmmhhhh…..” akupun mengerang nikmat dengan napas terengah-engah dan Windapun tanpa mengenal lelah terus mengoralku.

Kulihat istriku yang terikat di kursi nampak dia sangat terangsang hebat oleh adegan percintaan suaminya dengan wanita lain, pinggul istriku digoyang-goyangkan agar memeknya menggesek kursi

Rangsangan yang dirasakan Winda pun semakin tinggi dan gairahnya pun semakin bergelora, akhirnya Windapun tak tahan lagi menahan gairahnya, dia membuka seluruh gaunnya dan sekarang Winda bugil telanjang di depanku.

Kemudian aku mengajak Winda turun dari kasur dan kami pun berdiri di dekat istriku yang terikat di kursi. Aku langsung memeluk Winda dengan penuh nafsu, menciumi bibirnya dengan gemas, merayap ke lehernya yang jenjang. Winda pun membalas cumbuanku dengan tak kalah bergairahnya, sehingga kami kami bercumbu sambil berdiri dengan napas terengah-engah dipacu oleh nafsu yang semakin menggebu. “mmmpphhh...ssslllrrpp...mmpphh”

“Ayaaaang .. memek ku gataaaal... eeuuuhh...eeeuuuhh..”ucap diiringi desahan istriku yang tampak mukanya sangat menginginkan seks namun tertahan tali yang terikat.

Beberapa saat kemudian, tubuh Winda kudorong agar naik ke tempat tidur lagi, dia naik ketempat tidur dan aku menyusulnya dengan merangkak. Kuarahkan kepalaku ke arah selangkangannya untuk menikmati memeknya dengan lidahku.

Winda menggeser punggungnya agar kepalanya mendekati batang penisku yang tergantung tegang hingga akhirnya kami membentuk posisi 69. Winda langsung mengemut batang kontolku dengan penuh gairah dari bawah, sementara aku tidak menyia-nyiakan waktu, langsung menjilati belahan memeknya yang begitu merangsang,

“Aaaaahhh....ssshhhh...” erang Winda ketika lidahku mejilati lipatan vaginanya dan dia balas dengan menghisap dan mengocok batang kontolku dengan gairah yang tak kalah panasnya. Rasa nikmat yang menjalar dari batang kontolku membuat gerakan lidahku terhenti menahan rasa nikmat yang kurasakan, kemudian kujilati dan kuputar-putar klitorisnya dengan lidahku.

“Ahhh..aaaahh…aaahhh…” Winda tersentak dan menjerit nikmat sehingga kulumannya terhadap penisku terlepas.

Selama beberapa menit kami saling mencumbu kemaluan lawan kami masing-masing, memberi dan menerima nikmat yang luar biasa datang silih berganti. Winda pun menghentakkan tubuhnya hingga kami berguling, dan dia mengambil posisi diatas dan mempermainkan kontolku dari atas, akupun mempermainkan memeknya dari bawah.

Berkali-kali kami berguling berubah posisi, hingga pada suatu posisi ketika Winda diatas, dia sudah melonjak-lonjak dan menekan-nekan selangkangannya dengan keras ke arah wajahku pada saat aku mempermainkan klitorisnya dengan lidahku, sementara itu kakinya sudah mulai kejang-kejang dengan napas yang semakin terengah-engah dan terputus-putus hingga akhirnya “Akkkkkkhhhsss………..” mulutnya menjerit melepas nikmat dan lidahku merasakan dinding memeknya berkonstraksi sangat keras dan cepat serta terasa semakin banjir membasahi bibir dan hidungku.

Kemudian dia berguling lemas dan telentang, dengan napas yang tersengal-sengal seperti kehabisan nafas. Aku segera bangkit dan merangkak memposisikan kakiku berada disela-sela kedua tungkainya yang terkangkang lemas, sementara sikuku kuletakan dibawah pantatnya dan kedua tanganku melingkari pangkal pahanya yang masih lemah. Jari-jari kedua tangankuku menyentuh memeknya dari dua sisi dan posisi wajahku tepat berada di depan memeknya yang semakin tampak indah dan merangsang.

Nafsuku masih mendorong untuk terus mencumbu memeknya, Jari-jariku berusaha membuka lipatan bibir memeknya sehingga lorong nikmat memeknya terlihat indah dan basah berlendir, kujilati lagi sepanjang lorong nikmat tersebut, Winda hanya mengeluh lemah “ouuuhh .. ouuhh……euuhh…..” desahnya.

Aku menjilati lorong itu dari liang memeknya hingga menuju klitoris, dan terus kulakukan dengan nafsu yang tak pernah berhenti. Mendapat rangsangan yang terus menerus dariku, gairahnya bangkit kembali dan mulai bereaksi “Ah…..ah…..ahh” mulutnya mulai melenguh nikmat, pantatnya mulai bergoyang merespon jilatanku, dan pada saat ujung lidahku menusuk-nusuk dan mengorek-ngorek liang vaginanya yang semakin basah dengan aroma yang menggairahkan dengan rasa yang asin dan gurih. Winda kembali mengaduh nikmat tak terkendali “Ah…ah…ah,…..” Pantatnya kembali melonjak-lonjak dan akhirnya dia menjambak rambutku dan menariknya sambil berkata “Masukin….Jarwoo…ouhh… masukin…..aaahh .. saya… tak tahan… ouh.. saya tak tahan….ouh….” Gerakannya semakin menggila.

Kulit kepala dan rambutku ditarik olehnya, akupun menghentikan kegiatanku menjilati memeknya yang semakin basah menggairahkan. Kuposisikan kedua lututku dibawah kedua pahanya yang terangkat. Kepala penisku kuarahkan tepat dimulut liang memeknya dan kugesek-gesekan kepala kontolku sepanjang lipatannya, pantat Winda bergoyang dan menggeliat seolah menyongsong kepala kontolku untuk segera memasukinya, namun aku terus mempermainkan kontolku seperti itu.

Winda semakin menggelinjang, dan rupanya nafsunya sudah tak tertahankan, sehingga dengan merengek dia berkata sambil terengah-engah “Ayooo.. Jarwooo…aaah ... masukin… masukin…kontol muuu ouh…. masukin…kontolmuuu” desah Winda.

Lalu kuletakkan kepala kontolku tepat di mulut liang memeknya dan secara perlahan kudorong pantatku… Blessshhh… Rasa nikmat menjalar disekujur pembuluh darahku dan “Aaaaaahhh … Jarwooo … ouhhhh ……kontol muuu gedeeee” Windapun mengaduh nikmat.

Perlahan namun pasti aku mulai menggoyang pantatku agar batang kontolku mengobok-obok dan mengaduk-aduk liang nikmat memek Winda.

Windapun membalas dengan goyangan pinggulnya yang begitu sensasional sambil mengerang nikmat “Ah.... ah… ah…gedeee ...panjaaaang “

Gerakan pantatku yang teratur dengan ritme yang tetap, membuat Winda semakin melayang dilambungkan oleh rasa nikmat yang terus menderanya. Winda ingin segera meraih puncak, dia menghentakkan tubuhnya hingga kami bergulingan dan dia berada diatas tubuhku, kedua tangannya dia selipkan kebawah ketiakku sehingga jari-jari tangannya dapat mencengkram pundakku dari bawah dan dada montoknya menghimpit erat dadaku.

Lalu dia mulai menggerak-gerakan pantatnya, keatas-kebawah hingga batang kontolku menggaruk-garuk dinding vaginanya yang semakin gatal dan berdenyut serta meremas-remas batang kontolku.

Sambil terengah-engah memompa pantatnya, bibir Winda menciumi bibirku dengan penuh nafsu, lidahnya terjulur memasuki rongga mulutku sambil mengerang nikmat “ouh…mmmmhhh.... ouhhh….. “ Dia ubah gerakan pantatnya dengan memutar-mutar sehingga batang kontolku seperti dipelintir oleh gilingan yang sangat nikmat, akupun melenguh dan mendengus “Aarrghhh... nikmaaaat... ah .. sekali memek istri Aryo..aaahh”.

Keluhan dan erangan nikmat, keluar dari mulut kami sahut menyahut membentuk suatu orkestra yang menggairahkan. Semakin lama goyangan pantat Winda semakin cepat dan patah-patah serta kaku, kedua kakinya mulai kejang-kejang dan akhirnya..”Aaaakkkkkkhhhss…jarwooooo…aku sampaaaaaiii.. aaaaaahhh.” Tubuhnya benar-benar terdiam kaku dan melenting dan terasa olehku, batang penisku seperti diremas-remas dengan sangat kuat dan cepat oleh benda basah yang sangat nikmat… Kemudian tubuhnya melemas “Ouhhhhhhh…….”

Kepalanya terkulai di samping kepalaku. Namun batang kontolku masih tertancap kokoh didalam liang memeknya. Winda baru saja memperoleh orgasme yang nikmat luar biasa,

Akhirnya saat ini dia dapatkan, sungguh Winda merasakan puas yang tak terhingga dan diapun terhempas dengan penuh kepuasan yang tak bisa dilukiskan.

Dengan napas yang terengah-engah dan mata terpejam, Winda terkulai lemah diatas tubuhku sambil merasakan desiran-desiran nikmat yang masih menghampirinya. Dengan gairah yang menggebu-gebu, bibirku menjilati dan menciumi leher jenjangnya yang basah oleh keringat yang berada tepat di depan mulutku, tanganku meremas-remas pantat montoknya, dan pantatku kudorongkan ke atas-kebawah agar batang kontolku kembali mengocok-ngocok dinding memeknya yang sangat basah namun tetap sempit dan berdenyut.

Kenikmatan kembali menjalar disekujur tubuhku. Aku terus menggerakan pantatku, walaupun tidak mendapat respon dari Winda, karena dia benar-benar merasa lelah karena telah memperoleh orgasme yang luar biasa melelahkan.

Namun walaupun Winda tidak membalas gerakanku, tetap saja aku mendapatkan kenikmatan dari liang memeknya yang sempit dan meremas-remas. Lambat laun gairah nafsunya kembali datang, Winda membalas gerakanku dengan menggoyang-goyang pantatnya mengakibatkan kenikmatan yang kuterima semakin bertambah, dan rasa nikmatpun kembali menghampiri dirinya sehingga kembali dia memperdengarkan lenguhan nikmatnya yang khas dan merangsang “Ah..Ah..AH... ouhhhhh…” seirama dengan gerakan pantatnya yang bergoyang erotis.

Goyangan erotis itu hanya dalam beberapa menit kemudian telah berubah menjadi gerakan pinggul yang kejang-kejang tak terkendali, rupanya badai orgasme kembali datang menghantamnya, napasnya mulai terasa sesak dan akhirnya “Aaaaakkkhhss … Jarwooooo ... aku dapaaat ... aaaahhhh.”. Tubuhnya kembali melenting kaku dan kontraksi dari dinding memeknya kembali kurasakan menjepit-jepit dan meremas-meremas batang kontolku membuatku merasakan nikmat yang luar biasa.

Beberapa detik kemudian tubuhnya terhempas lemas dan terkulai diatas tubuhku. Winda kembali memperoleh puncak kenikmatan orgasme yang sensasional.

Sementara Winda terkulai lemah sambil merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya, pantatku terus mengaduk-ngaduk vaginanya dari bawah. Hanya satu menit, gairah Winda telah pulih kembali dan diapun membalas goyanganku.

Goyangannya begitu cepat dan menghentak-hentak hingga hanya dalam beberapa menit berselang kembali Winda mencapai orgasme.

Sementara ku lihat ke istriku, terlihat istriku sudah sangat terangsang luar biasa, tapi belum saatnya tali itu dilepas.

Kemudian ku suruh Winda turun dari kasur dan menempatkan posisi Winda menungging, kepala Winda tepat di depan memek istriku yang sedang mengangkang duduk di kursi dalam kondisi terikat, ku suruh Winda menjilat memek istriku lalu aku segera memposisikan kontolku tepat di depan gerbang memeknya, Blessshh..”AAAAaaahhh ...” desah Winda saat ku mulai memompa memeknya dari belakang.

Ketika aku sedang menggenjot memek Winda, segera ku sentuh bibir anusnya dan mulai memasukkan perlahan jariku ke dalam anusnya, “AAAAAKKHHH ... sakiiiit... AAAKKKHHH”

Aku terus menggenjot memek Winda disertai genjotan jariku keluar masuk anusnya., semakin lama Winda mulai biasa dan merasa sangat enak tusukan di anusnya.

“EEUUGGHH... aaaahh .. eeeuugghh ...Bagaimana ?... Enak ? jangan katakan.... aaahh kalau anus mu.... ah.... masih perawan ...” tanyaku pada Winda sambil terus ku genjot memeknya dan ku keluar-masukkan jari di anus nya.

Kemudian Winda pun menjawab sambil memeknya digenjot dan anusnya merasakan jari ku, “Iyaa ..eeuugghh ... Aryo suamiku ... belum pernah ...ooouuhh ... masuk ..lewat anskuuuu ...ooouuuhh ..Jarwooo ...iiihhh ...kamuuu ..gak sopaaaan...ouuuhh ... aku iniiiii... iiiihhh ... bos istrimuuuuu... ooouuuhhh “ ucap dan desahnya terus menambah gairah kami, termasuk istriku yang kini sesekali merasakan jilatan bosnya, Winda.

Tiba-tiba istriku ikut berbicara dan berkata sambil mendesah pada Winda,“Bu windaaaa... maaf aku gak sopaaan... tapi tolooooong ouuuh jilat terus... memek Riniiii..ooouuuhhh ,,,iyaaa ....oouuuhh ...terus buuuu ...ouuuh” desah istriku yang menerima jilatan lidah Winda di memeknya yang tubuh istriku masih tetap terikat di kursi.

Ku genjot memek Winda disertai permainan jari di anusnya terus dan terus hingga tiba-tiba tubuh Winda kembali menegang, terasa memeknya meremas kuat kontol ku dan ku masukkan kontolku lebih dalam dan Winda pun mendesah,“AAAHHH aku sampaaaaaaai ...aaaaaaahhh Jarwooooooo . ooooouuuuhhh...mmmmppphhh” rupanya Winda orgasme lagi sambil melumat memek istriku dan mengenyot itil atau klitoris istriku. Rongga dalam memeknya Winda terasa meremas kuat dan terasa ada ratusan kedutan di dalamnya, tubuh Winda terasa menggigil

Setelah remasan dan kedutan memek Winda beraksi di kontolku, lalu terasa ada cairan hangat di selangkangan ku. Setelah ku periksa ternyata Winda squirting.

Winda pun berkata padaku, “ah .. ah ..Jarwooo kamu hebat ... ini pertama kali aku orgasme sampai banjir begini .. membuat kepalaku sangat plong ...”sambil dia tetap menungging merasakan kontolku yang masih bersemayam dalam memeknya.

Kemudian aku cabut perlahan kontolku dari memeknya, PLOKK ..”Aaah ..” desah Winda dan suara terpisahnya kontolku dengan memek Winda dan cukup membangkitkan gairah aku.

Kemudian segera ku hampiri wajah Winda yang masih menungging, ku angkat dagunya lalu ku lumat bibirnya tepat di depan istriku, “mmmpphhh...mmmpphhh ...Aaahh “ suara dan desah Winda saat kulumat dan kulepaskan lumatannya.

Lalu aku segera menghampiri istriku, tampak istriku memandangku sangat sayu, terlihat bila gairahnya tertahan dan terlihat sangat berat. Ku coba melepaskan tali yang mengikatnya dan setelah terlepas maka istriku langsung merengkuh leherku dengan sangat cepat dan kuat dan langsung melumat habis mulut ku dengan buas dan liar.

“mmmpphh ... mmmpphh .. ssslllrrpppp ... mmmpphh” desah istriku melumat bibirku dengan liar dan buas. Istriku merasakan luapan birahi yang maksimal setelah tadi sempat tertahan.

Disaat aku dan istriku sedang saling melumat bibir terasa ada yang menjilati biji kontolku dan mengocok lembut kontolku. Tentu saja ciumanku menjadi tambah liar, lalu aku melepaskan lumatan bibirku pada bibir istriku, “Aaaah ... “ desah istriku.

Lalu ku ajak mereka berdua untuk berada di kasur, istriku menuju kasur lebih dulu mungkin karena birahinya yang telah sangat memuncak butuh pelampiasan, lalu disusul oleh Winda atasannya istriku, kulihat mereka mula melakukan gaya 69, saling lumat memeknya masing-masing.

Setelah aku minum segelas air bening, ku susul mereka berdua, tampak mereka saling lumat dan jari mereka saling mengocok memek nya dalam gaya 69 yang terlihat panas. Istriku di bawah sedangkan Winda di atas.

Kemudian aku menghampiri mereka berdua, ku mulai mengarahkan kontolku tepat di bibir memek Winda, lalu mulai ku lesakkan perlahan dan Blessshhh... “Aaaaahh .. hangaaaat ..” desah ku merasakan hangatnya memek Winda. Kemudian pinggulku mulai ku gerakkan sedangkan istriku tepat di bawah memek Winda dan tentu saja dia melihat kontolku keluar masuk dengan jelas.

Gerakan dan genjotanku sangat pelan dan tiba-tiba terasa ada lidah yang menjilati urat bawah kontolku saat ku tarik dari memek Winda “Aaaahhh ... nikmaaaaat..”erangan dan desahanku,

Lalu Winda pun mengerang, “Oooouuhhh .. Jarwooooo... punyamuuuu ... ooohhh ... Riniiii ... jilati itil kuuuu ...ouuuuhhh. ...” racau Winda terus menerus yang membangkitkan kembali libidonya. Lalu kembali ku masukkan jari tengahku ke lubang anus Winda, “Oooouuuhhh ... yaaaaa... sssshhhhh ....mmmmppphhh” desah nikmat Winda kembali menerima dua tusukan di dua lubang pribadinya. Winda pun mengulum memek istriku kembali.

Terasa hangat dan mulai rongga memeknya memeras kontolku lagi, kontolku sangat tegang. Setelah dirasa cukup tenang lubang anus Winda lalu aku mulai melepaskan kontolku Plokkk .. dan mulai mengarahkan kontolku ke anus Winda, setelah dirasa pas, perlahan ku masukkan kontolku ke lubang anusnya perlahan, “Oooouuuhhh ...sempiiit” desahku dan segera dijawab rintihan sakit Winda, “Akkhhhsss ... sakiiiit...” desah sakit Winda, lalu kudiamkan sejenak, lalu ku mulai menarik kontolku dan memasukkannya kembali.

Lubang dan rongga anus Winda sangat sempit, lalu kuteruskan menggenjot pelan, terlihat Winda mulai bisa menikmati, ku coba percepat genjotanku pada lubang anusnya lalu ku tarik kontolku keluar lalu ku hujamkan ke dalam memeknya, “AAAaahhh Hangaaaatttt ...”desah ku merasakan dua lubang yang nikmat. Lalu kembali ku genjot memek Winda dengan perlahan dan diteruskan dengan ritme yang cepat lalu ku cabut kontolku sekaligus lalu diarahkan kembali ke lubang anusnya “Oooouuuhhh ... sempiiit ..dan legiiiiit... “desahku, ku lakukan itu terus menerus, lubang memeknya dan lubang anusnya bergantian.

Ku lihat istriku merubah posisinya berubah, dia duduk di depan Winda sambil dibuka dan mengangkangkan kedua kakinya dan memek istriku di arahkkan ke wajah Winda untuk dijilatinya. Aku dapat melihat dengan jelas muka horny berat Rini istriku.

Ketika aku menggenjot anus Winda, terasa rongga anusnya meremas kuat kontolku, remasannya semakin kuat dan lebih kuat. Aku mulai menggenjot lubang anus Winda dengan cepat dan liar sambil ku tarik rambut Winda terdongak ke belakang dan mengerang kuat berkata, “AAARRRGGGHHH ... Anus istri Aryooooo,,,,ooouuuuh ... sempiiit ... Arrrrggghhh... Aryooooo istrimuuu anusnya nikmaaaaat... AAARRRGGGHHH” desah dan erangan kuat ku yang sengaja ku tampilkan kepada istriku, ku lakukan mengikuti gaya atau style lelaki yang menyetubuhi istriku di jacuzzi waktu tadi siang.

Hingga akhirnya, aku pun sebentar lagi akan mendapatkan orgasme ku, ku genjot anusnya semakin kuat dan liar, aku mengerang dan berkata “AAARRRRRGGGGHHHH ... kita keluarkan bersamaaaaaa .... AARRRGGGGHHH”, akibat genjotan dan erangan liarku, Winda merintih dan mendesah nikmat mencapai orgasmenya lagi, “Aaaaaaaahhhh Jarwoooooo ... AAAaaaahh ... aku sampaaaaaaaaaai” tubuhnya yang mengejang dan menggigil lalu ku tarik rambut kepala Winda mendekat ke wajahku lalu ku lumat dan ku hisap kuat bibir dan lidahnya dan ku lesakkan kontolku ke dalam anusnya,. CROOOTTT...Crooott.. crooottt ...“mmmmppphhh . mmpphhh .. sslllrrrppp ... mmmpphh” desah kami berdua di depan istriku.

Kami berdua saling menghisap dan bergumul kuat, “MMMMPPPHHH ... SSSLLLRRRPPP.. MMmmpphh .. Aaaaahhh” desah lumatan kami beberapa saat lalu aku melepaskan lumatannya dan tubuh Winda ambruk di depan istriku. PLOKKK .. suara terlepasnya kontol ku dari memeknya Winda. Kemudian aku baringkan tubuhku di samping Winda, Nafas kami masih belum beraturan, ku lihat istrku masih duduk bersandar sambil terus mengocok memeknya, lalu kakinya diluruskan dan disilangkannya dan rupanya istriku orgasme dengan masturbasinya.

Setelah kami bertiga bernafas normal, Winda membalikkan tubuhnya menjadi telentang, lalu duduk bersandar di sisi istriku. Kemudian istriku hendak bangkit dan akan menyetubuhiku tetapi tangan Winda menarik tangan istriku dan menyuruh istriku untuk duduk bersandar kembali di sisinya.

Lalu Winda pun bicara pada istriku, “Tahan lah birahimu..! ingat syarat ku !... nanti giliranmu di Indonesia .. ketika Aryo menyetubuhimu di depan suamimu langsung ... “

Bersambung ...

-Credit-
Karya : kontoljaya