*ILUSTRASI
Segera ku tanya padanya, “Dari mana sayaaang?”
Rini pun menjawab dengan agak kaku.. “anu.. euu...itu...anu
dari bawah... habis berendam di jacuzzi?”
Kemudian ku jawab, “Oh...” sambil aku mendekat ke dirinya
yang masih terlihat berdiri dan tegang padaku, kemudian ku elus pipi putih
lembutnya dan ku lihat ada tanda di lehernya lalu ku tanyakan padanya, “Rini ku
sayang, ini merah di lehermu, kenapa lehermu?”
Ku lihat mata istriku memandang arah dengan tidak beraturan,
bibirnya sedikit bergetar, kepalanya perlahan menunuduk di hadapanku. Tangan
kiri ku perlahan memegang lembut bahu kanan nya dan tangan kanan ku menyentuh
lembut dagunya, ku angkat lembut dagu istriku supaya dia dapat memandangku, aku
berkata dan bertanya kembali pada istriku dengan sangat lembut, “Pandanglah aku
sayang... aku Jarwo suamimu ... ada apa? .. apa yang telah terjadi dengan
dirimu? ... aku mengkhawatirkan mu .. “
Kemudian istriku memandang pada ku dengan mata yang bergetar
dan nanar, terlihat dia memendam sesuatu, ku lihat di sisi kedua matanya lambat
laun terkumpul air mata dan tak lama air itu jatuh membasahi kedua pipinya.
Tidak ada satu kata pun dari kami yang keluar saat itu, hanya bahasa tubuh kami
yang sedang berbicara. Aku mulai menyeka lembut air matanya yang membasahi
kedua pipinya lalu ku kecup kening istriku dan mulai memeluknya.
Aku merasakan, pelukan istriku sangat erat dan semakin erat.
Aku mulai berpikir dan bergumam dalam hati sambil aku mulai memejamkan kedua
mataku, “apakah ini hanya aktingnya? Aku tau ... istriku ... aku tau apa yang
telah dilakukan istriku .... aku mendengarnya dengan kedua telingaku ... aku
telah melihatnya dengan kedua mataku ... aku ikut merasakan dengan hasrat ku
,,, ya ... hasrat dirimu yang sebenarnya ... hasrat dirimu yang sesungguhnya
... hasrat dirimu yang selama ini terus kau sembunyikan ... aku mengerti dirimu
...”
“Tok..Tok..Tok... Ketukan suara pintu kamar kami membuyarkan
keheningan, segera ku buka kedua mata ku kemudian ku pegang kedua sisi tangan
istriku untuk memisahkan pelukan istriku pada tubuhku, masih tanpa ada satu
kata pun keluar dari bibir kami, terlihat istriku terus menundukkan kepalanya
di hadapanku. Kemudian aku mulai meninggalkan istriku berdiri kaku sambil
kepalanya masih tertunduk.
Ketika sampai di depan pintu, segera ku buka dan JLEB ..
hatiku merasa sangat kaget dan bingung melihat tamu di hadapanku. Dia adalah
wanita yang bersama istriku dan lelaki itu di dalam bilik jacuzzi tadi. Wanita
yang sekarang berdiri tepat dihadapanku memakai kimono mandi (Kimono handuk
mandi) yang sama warna dan motifnya dengan yang istriku pakai saat ini,
terlihat jelas sebagian pahanya karena kimono mandinya ukurannya pendek dan
sama seperti yang istriku pakai saat ini begitu juga dengan rambutnya sebahu
sama seperti istriku
“Maaf mas, Rini nya ada?” tanya dia padaku yang saat itu
diriku masih kaget dan bengong melihat wanita itu. Aku memandangnya dan dia
terus memandangku. Pikiranku sesaat stuck, hang dan kosong. Sesaat kami saling
pandang dan diriku terus menatapnya
Tiba-tiba istriku langsung berada di sampingku, dia langsung
berkata pada wanita itu, “eh bu Winda ... ayoo masuk dulu ..!” ajak istriku
padanya yang membuyarkan dan menyadarkanku.
“Maaf Rin ... aku hanya sebentar kok ... ini dompet mu
tertinggal,,,”ucap wanita yang bernama Winda itu sambil menyerahkan dompet
istriku.
Istriku kemudian menggeser tubuhku ke belakangnya sehingga
kini diriku di belakang tubuhnya dan tangan istriku segera meraih dompetnya
sekaligus memegang erat tangan Winda temannya sambil istriku berkata padanya,
“Makasih banyak ya bu Windaaa... ayo sini masuk dulu ... ayoo!” istriku menarik
lengan Winda dan menariknya paksa masuk ke ruang kami.
“eh Rin... bentar..” ucap Winda yang ditarik istriku dan
melewati tubuhku yang masih kaget sambil berdiri kaku.
Ku tutup pintu kamar dan ku lihat istriku mengajak Winda
temannya duduk di sofa. Kembali ku terdiam kaku melihat istriku dan temannya
mengobrol dengan cerianya. Aku pun kembali berpikir “Oh Rini istriku ... kenapa
tadi ditanya olehku tidak menjawab? ... aku ini suamimu ... apakah ...??”
tiba-tiba lamunanku buyar tatkala istriku memanggil diriku untuk bergabung
bersama. Istriku berkata dan memanggilku, “Ayaaang... sini dong.. !! ini ada
tamu kok malah dibiarkan?? “ tanya istriku dengan wajah cerianya.
Dalam hatiku terus bergumam “Aku merasa sangat heran, kenapa
dia berubah drastis? Tadi dia nampak sedih ketika kami berdua namun sekarang
sangat ceria ketika ada temannya... apakah istriku mulai tidak merasa nyaman
hidup dengan ku?” gumam ku dalam hati sambil pandanganku tertuju ke bawah.
Kemudian aku dikagetkan dengan ada yang menyentuh lenganku
dan menariknya, ku lihat ternyata dia adalah istriku, “ ih ayang ... disahut
dari tadi malah diam aja.. ayo siniii...” ucapnya sambil menarik lengan ku dan
membawaku duduk di sofa bersama.
Kini posisi duduk istriku di tengah, Winda di samping kiri
istriku dan aku di samping kanan istriku. Kemudian istriku memperkenalkan Winda
padaku, “Bu Winda.. perkenalkan ini suamiku tercinta ... Jarwo ******** .... “
ucap istriku memperkenalkan aku ke Winda, kemudian aku pun berjabat tangan dengannya,
lalu istriku melanjutkan dengan berkata, “Ayang ... perkenalkan ini bu Winda
... beliau adalah atasan ku .. beliau menjabat sebagai asisten direktur ...”
ucap istriku.
Kemudian istriku bertanya padaku, “ayang.. ada minuman gak?”
Aku pun menjawab dengan kaget dan heran “minuman?... minuman
apa?”
Istriku berkata lagi pada ku, “Oia bagaimana bila kita
memesan makanan? Aku lapar... “ sambil istriku mengernyitkan dahinya dan
memegang perutnya.
Kemudian aku pun menyetujuinya dan akan segera memesan
makanan buat kita bertiga, ketika diriku sedang berusaha memesan dengan
melakukan panggilan ke pihak hotel, tiba-tiba istriku tidak mau memesan makan
dari hotel karena porsinya yang sedikit dan cukup mahal harganya. Istriku ingin
memesan makanan siap saji yang lokasinya berada 1 blok dari hotel ini.
Aku pun menyetujuinya. Lalu istriku berkata lagi, “ambil aja
kunci kartu pintunya .. kami gak akan kemana-mana kok..” sambil tersenyum manja
padaku.
Aku pun balas senyuman istriku dan ku kecup ringan dan mesra
bibir istriku depan Winda temannya. Lalu aku segera menuju ke arah pintu,
mengambil kartu yang berfungsi sebagai kunci pintunya, ku buka pintunya
kemudian aku keluar dari ruangan dan menutupnya kembali.
Lalu aku mulai melangkahkan kaki meninggalkan istriku dan
Winda berdua di ruangan ku, ku berjalan di lorong dan tiba di depan lift hotel
ini, ku tekan tombolnya dan aku menunggu sesaat hingga pintu lift terbuka.
Ketika pintu lift terbuka, DEG... jantungku berdegup kencang
saat ku lihat di depanku berdiri lelaki yang menyetubuhi istriku dengan liar.
Langsung terbayang adegan dia bersama istriku ketika mereka bercinta liar dalam
bilik jacuzzi tadi. “Pak ..!! anda mau masuk ke lift ini?” tegur dan tanya lelaki
itu pada ku dan membuyarkan lamunanku.
Kemudian aku pun segera memasuki lift itu dan mulai menekan
tombol huruf G (Ground Floor) dan berdiri tegap di sampingnya. Sekilas ku lihat
dia telah menekan tombol 15, berarti dia menginap di lantai 15 sedangkan aku
dan istriku menginap di lantai 10.
Lift pun bergerak ke lantai atas terlebih dahulu
mengantarkan dia ke lantainya. Ku lihat dan ku amati secara hati-hati, dia
memiliki tubuh yang tegap dan dia memakai kimono mandi yang sama warna dan
motifnya dengan kimono mandi istriku dan Winda hanya saja ukurannya berbeda,
kimono mandi atau kimono handuk mandi yang lelaki itu pakai terlihat ukurannya
panjang hingga menutup kedua betisnya.
Selama kami berdua di dalam lift hotel tersebut, kami tidak
mengobrol sedikitpun. Terlihat lelaki itu seperti yang kelelahan. Ku pikir, dia
lelah karena aksinya menyetubuhi istriku dan Winda dengan liar dan buas waktu
tadi.
Ting.. suara bel berbunyi sebagai tanda telah sampai di
lantai tujuan lelaki itu, setelah pintu lift terbuka, diapun segera
melangkahkan kakinya keluar lift meninggalkanku. Sesaat kemudian ada beberapa
orang yang ikut naik lift bersamaku lalu pintu lift pun tertutup dan lift pun
menuju lantai tujuanku.
Setelah aku sampai di lantai tujuanku segera ku langkahkan
kaki menuju ke lobby lalu keluar hotel ini.
Rupanya hujan telah reda dan menyisakan jalan yang basah dan
terasa sejuk. Ku lihat ke kanan dan ke kiri sambil terus berjalan tampak
lampu-lampu jalan mulai menyala sebagai tanda hari ini akan menjelang malam.
Setelah sampai di dalam resto siap saji segera ku memesan
beberapa menu makanan dan minuman untuk kami bertiga. Ketika aku sedang
membayar di kasir tiba-tiba ada yang menepuk pundakku lalu aku balikkan badan
ternyata Sarah. Kami pun lalu berbincang sesaat di taman yang bertempat
diantara hotel tempat menginapku dengan resto siap saji.
Setelah kami mengobrol dengan agak canggung karena bahasa
Inggrisku yang pas-pasan dan mengakibatkan Sarah tertawa renyah dikarenakan aku
sering salah faham dalam maksud dan tujuan, setelah dirasa cukup, aku pun mohon
pamit dan segera aku kembali ke hotel.
Setibanya di depan pintu ruangan tempat menginap kami,
segera ku gesekkan kartu kunci pintu dan terbukalah lalu aku pun menutup
kembali. Kemudian aku menyimpan pesanan makanan di atas meja.
Terlihat Winda dan Rini duduk terpisah, kemudian Winda
memintaku untuk duduk bersama istriku. Situasi saat ini terasa kaku, lalu Winda
membuka pembicaraan, “Jarwo.. ada beberapa hal yang akan aku sampaikan
padamu..” ucap Winda dengan nada datar.
Ku lihat sesaat istriku menutup wajahnya dengan kedua
telapak tangannya, lalu aku pun menjawab dengan menatap serius waha Winda,
“Silahkan... “ ucapku serius.
Winda pun mulai menjelaskan, “Istrimu adalah orang yang
baik, dia termasuk orang yang rajin, jujur dan cerdas ... istrimu sangat
mencintaimu dan sangat menyayangimu tapi... setiap orang memiliki kelemahan ...
tidak ada manusia yang sempurna ... istrimu tidak sanggup menjelaskan hal yang
sangat pribadi padamu ... ketika dia menjadi staf ku, dia menjelaskan keinginan
variasi seks yang berbeda pada ku ... dia dengan dirimu selalu bercinta dengan
membayangkan orang lain ikut serta.... akibat dari itu, maka lambat laun dia
menginginkan kemaluan asli lelaki lain selain milik suaminya ... dan dia .....
merealisasikannya..” ucap Winda dengan datar dan terdengar berat.
Saat itu juga aku langsung mengalihkan pandangan ku kepada
istriku, terlihat istriku masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan
terdengar istriku mulai menangis. Kemudian aku segera memeluk istriku, tetapi
ditepis dan istriku berusaha mendorong tubuhku menjauh dari dirinya sambil
berkata disertai tangisan, “Jangan dekati aku ... diriku ini hina ... diriku
ini menjijikan ... gak layak terus bersanding dengan mu .... pergii...
pergiiii...” ucapnya.
Namun aku tidak menggubrisnya, aku terus berusaha memeluk
tubuhnya walaupun istriku terus menolak, menepis dan mendorong tubuhku menjauh.
Aku tidak menyerah, segera aku bangkit dari duduk ku lalu menarik lengan
istriku untuk berdiri di hadapanku dan langsung ku peluk erat tubuhnya.
Saat ku peluk erat tubuhnya, lalu aku segera bicara pada
istriku, “Dengarlah Rini ... aku sangat mencintaimu ... aku sangat menyayangimu
.. aku tau tanda merah di lehermu ... walaupun kau selingkuh di belakang ku ...
kamu tetap istriku ... bila mencari salah maka semua ini salahku ...aku
pemimpin mu ... aku suamimu ... aku salah telah membiarkan istri .. salah ku ..
salah ku .. semua salah ku..!!!”
Tangisan istriku semakin keras dalam pelukanku, tiba-tiba
istriku melepaskan diri dari pelukanku dan segera bersimpuh dan bersujud di
depan kedua kaki ku yang masih berdiri lalu dia berkata sambil terus menangis,
‘Maafkan akuuuu ... aku salaaaah ... aku yang salaaah ... hukumlah akuuu...
hukumlah akuu”
Segera aku meraih tubuhnya yang bersimpuh dan bersujud
padaku untuk segera berdiri,”Bangunlah ... ayo bangun sayang ...” ucapku dan
kulihat istriku menggelengkan kepalanya tanda dia tidak mau bangkit. Aku pun
setengah memaksanya, ku berdirikan tubuh istri ku, lalu segera aku memeluknya kembali
dan istriku memeluk ku erat.
Kemudian istriku memandang wajahku dan berbicara padaku
sambil menangis dan terus mengeluarkan air matanya, “Maafkan aku ... maafkan
aku .. seandainya dirimu selingkuh di belakangku ... aku tidak akan sakit hati
... seandainya dirimu selingkuh didepan mataku ... aku tidak akan sakit hati
... biarlah ini menjadi hukuman buat ku ... aku rela ...”
Segera aku menutup bibirnya dengan bibirku, “mmmhh...”
desahku mencoba menenangkan diri istriku namun istriku melepas ciumanku dan
berkata, “Suamiku sayang ... kenapa dirimu tidak memarahi ku?”
Segera ku jawab, “ mau marah atau tidak ... itu tidak akan
bisa merubah masa lalu ...tidak akan bisa merubah kejadian yang telah berlalu
...”
Tiba-tiba Winda bangkit dari duduknya serta melangkah ke
arah kami sambil berbicara pada kami berdua, “Rini ... Jarwo ... kalian memang
pasangan yang serasi, jangan sampai kalian salah faham lagi, kalian harus
saling mengerti.. “ sambil Winda tersenyum pada kami lalu memeluk istriku dan
bersalaman dengan istriku dan berkata lagi, “aku pamit dulu ya Rin..” ucap
Winda dan dia melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan ini, membukanya lalu
melihat ke arahku dengan pandangan penuh arti dan tersenyum padaku, CEKLEK ...
suara pintu ditutup Winda dan hanya tinggal kami berdua di ruangan ini.
Aku segera mengalihkan pandangan ku ke arah istriku, kami
saling memandang dan aku segera bertanya pada istriku, “Rini ... istriku sayang
... aku tidak akan marah padamu ... katakanlah dengan jujur pada ku ... apa
yang telah terjadi? Kapan dirimu mulai selingkuh?”
Tampak istriku mulai menundukkan kepalanya, melingkarkan
kedua tangannya ke pinggangku dan merapatkan tubuhnya dengan tubuhku dan mulai
berbicara padaku, “apakah kamu masih ingat ? ... ketika kita selalu membayangkan
bercinta dengan bos kita ... aku curhat ke manajer ku saat itu yaitu bu Winda,
kemudian kami mulai ngobrol dan mulai mencoba menyusun rencana agar aku dapat
merasakan sensasi bercinta di belakang suamiku, aku hanya melakukannya sekali,
di saat itulah ... anusku dimasuki kontol..” ucap Rini sambil memeluk erat
tubuhku, lalu ku tanya balik padanya, “Itu kapan? ... sama siapa dirimu
melakukannya?”
Kemudian istriku mengangkat wajahnya dan memandang wajahku
dengan mata sayu dan berkata padaku, “Kamu jangan marah ya... aku pertama kali
selingkuh adalah dengan Aryo sahabatmu..”
JLEBBB ... perasaanku saat itu luarbiasa kacau, bukan
cemburu atau marah kepada istriku tetapi marah dan kesal ku adalah terhadap
Aryo sahabat setia ku, setelah perceraian Aryo dengan istrinya dulu, Aryo
menjadi lebih tertutup. Pantas saja dia santai-santai melatih renang, pantas
saja dia memiliki club renang, ternyata Winda itu istri baru Aryo.
Kemudian aku pun bertanya lagi padanya, “Kok bisa? Bagaimana
ceritanya?”
Lalu istriku menarik tanganku untuk duduk di sofa. Setelah
kami duduk di sofa kemudian istriku melanjutkan penjelasannya, “Kamu masih
ingat ketika aku pergi untuk menghadiri acara pembukaan dan peresmian KCP bank
di kota **au? tanya dia padaku.
Lalu aku menjawabnya, “Ya .. aku masih ingat ..terus
gimana?” sambil memeluk istriku dan istrikupun bersandar di dada ku.
Lalu istriku pun menjawab dan menjelaskannya, “Sebenarnya
... aku bohong padamu, sungguh aku tidak menghadiri acara itu, karena acara itu
memang tidak pernah ada .. aku menghadiri undangan manajerku bu Winda, dia
mengundangku untuk memenuhi hasrat bercinta bu Winda dan hasrat diriku...
hasrat diriku adalah ... aku bisa berselingkuh sedangkan hasrat bu Winda ingin
melihat suaminya bersetubuh dengan wanita lain.. dan suami bu Winda adalah
Aryo.... bu Winda sangat puas melihat pertama kali suaminya bercinta dengan ku
dihadapan bu Winda langsung ... dan disitulah anusku diperawani oleh sahabatmu
.. Aryo”
Lalu aku berkata pada istriku sambil mulai meremas
payudaranya, “Istriku sayaaang .. setelah mendengar penjelasanmu, aku jadi
ingin merasakan sensasi bercinta dari variasi yang lainnya...” ucapku sambil
tangan ku meremas lembut buahdada istriku yang masih terbungkus kimono
mandinya.
Istriku pun mendesah sambil bertanya padaku, “mmmhhh ...
ssshhh ... Memangnya ayang mau variasi seks apalagi ...?? oouuuhhh “ tanya
istriku dengan desahan dan desisannya mulai membangkitkan birahi kami.
Aku pun menjawab, “Aku ingin melihat dirimu bercinta dan
bersetubuh mesra dan liar bersama sahabatku Aryo di depan ku langsung”
Istriku langsung kaget dan langsung bertanya, “Memangnya
ayang gak cemburu?”
Aku pun tersenyum dan menjawab “Awalnya sih memang luarbiasa
cemburu tetapi setelah aku merasakan perasaan sakit dan cemburu yang luar
biasa, lahirlah perasaan lain.. sampai sekarang aku tidak tau nama perasaan itu
...apakah kamu mau?”
Istriku tidak menjawabnya namun dia merengkuh leherku dan
langsung melumat bibirku, “Mmmmppphhh... sssslllrrpp ... mmmppphhh ... Aaaah “
desah istriku saat melumat bibirku dan melepaskan lumatannya dari bibirku dan
berkata padaku, “Ayang .. aku ingin ... aku ingin .. melihatmu bercinta di
depanku dengan wanita lain ... aku ingin merasakan sensasi yang bu Winda
rasakan ... apakah kamu mau ?”
Akupun tersenyum padanya dan bertanya padanya, “apakah kamu
mengizinkannya?”
Lalu istriku segera melumat bibirku lagi dan tiba-tiba
terdengar suara “RRRrrrrrrrttttt ..” ternyata itu adalah suara perut kami
berdua yang keroncongan, kami pun saling memandang lalu tertawa bersama.
Rupanya kami telah melupakan makanan yang aku beli tadi
sore, lalu kami memutuskan untuk makan bersama. Setelah semua makanan
dihidangkan di meja, kami baru menyadari bahwa makanan untuk Winda masih ada.
Kemudian istriku menelpon Winda supaya kembali ke ruangan
kami untuk makan malam bersama. Setelah Winda datang dan berada di depan kami
berdua, ku lihat Winda sungguh cantik, baru kusadari bila wajah Winda mirip
artis Citra Kirana (CiKi jauh lebih cantik). dia telah mengenakan gaun malam
yang tipis, berwarna hitam, terlihat belahan dadanya yang sekal dan nampak paha
mulusnya karena ada belahan dibagian gaun bawahnya hingga dua jengkal di atas
lututnya.
Kemudian kami makan bersama dengan diselingi candaan yang
menjurus kepada seks. Lalu istriku memberanikan diri untuk mengatakan hasratnya
pada Winda. Diluar dugaan ternyata Winda menyetujuinya dengan syarat, yaitu
Winda ingin bercinta dan melakukan seks di depan suaminya Aryo.
Ku lihat istriku tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Setelah kami selesai makan, aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan
tubuhku dari keringat dan kotoran.
Setelah selesai mandi, segera kulilitkan handuk di pinggang
ku lalu aku melangkahkan kaki ku menuju kamarku di hotel tempat aku menginap,
tadinya aku mau memakai pakaian tetapi saat aku memasuki kamar tidur aku
melihat istriku dan Winda sedang duduk di pinggiran kasur hotel berdampingan.
Istriku dan Winda mengajakku supaya duduk di tengah mereka
berdua, segera ku menuju tempat mereka duduk dan sekarang posisiku duduk
diantara mereka berdua. Di samping kiri ku adalah istriku sedangkan Winda
berada di samping kanan ku.
Ku lihat istriku sedikit canggung dalam senyumannya padaku.
Segera aku merengkuh leher istriku dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku lalu
kami mulai berciuman dengan mesra dan liar, “mmmpphh ... mmmpphh ...
ssslllrrppp .. mmpphh” desah kami berdua.
Ketika kami berciuman, aku merasakan sentuhan lembut di paha
kananku, rupanya Winda mengelus pahaku yang masih tertutup handuk. Lalu
kurasakan tangan istriku menyentuh lembut dada ku dan terus turun hingga
pinggangku dan membuka handuk mandiku.
“Aaaah ...” istriku melepaskan lumatan bibirnya di bibirku.
Lalu dapat ku lihat Winda mengelus kontolku dan mulai wajahnya mendekat ke
kontolku lalu diciumnya, dijilatnya lalu mulai mengulumnya. “Sllllrrrppp
...eeemmmphh ... ssllrrrppp ... eeeemmmpphh “ suara kuluman dan erangan Winda
mengulum kontolku.
Tangan kananku mulai menyentuh lembut rambut Winda dan ku
tekankan kepalanya supaya bisa masuk semua ke mulutnya, tetapi Winda kesulitan.
Kemudian istriku mencium lembut bibirku terus turun ke
leherku dan terus menjilati dada ku yang bidang lalu menelusuri perutku hingga
istriku mengemut kontol ku bergantian dengan Winda. “AAAaahhh ... jilat
kontolku sayaaaang .... kulum dan hisaaaaap... aaaaahhh ..” desahku keenakan.
Istriku dan Winda berdiri dengan kedua lutunya masing-masing
sambil mengulum kontolku bergantian, lalu akupun mulai meremas lembut buahdada
istriku lalu berpindah ke buahdada Winda, “ooouuuhh ...kenyalnyaaa... “ desah
dan ucapku ketika aku dengan bebasnya meremas buahdada dan memilin puting
susunya mereka berdua.
Lalu Winda pun bangkit dan berdiri, langsung ku rengkuh
lehernya dan ku lumat bibirnya serta lidah ku dan lidah Winda saling menari,
kemudian saling hisap dan saling kulum di depan istriku, “mmmpphhh...
sssslllrrrppp... mmmhhhh “ desah kami berdua.
Kemudian aku baringkan Winda, lalu aku membawa istriku untuk
duduk di kursi dan mendudukkan istriku di kursi lalu aku mengikat tangan
istriku ke belakang menggunakan ikatan gordyn hotel, istriku awalnya protes
namun ku jelaskan padanya bahwa ini adalah sensasi variasi seks yang baru.
Kini istriku hanya bisa melihat aksi kami berdua, kemudian
aku berbaring di kasur hotel yang berukuran besar itu lalu Winda menghampiri
tubuhku dengan merangkak dan tanpa kuduga, Winda langsung mencium bibirku
dengan gairah yang menyala-nyala, napasnya begitu terengah-engah didorong oleh
nafsu birahi yang menyala-nyala tidak dapat dia kendalikan. “MMMPPHHH ....
SSLLLRRRPPHHH .. MMMPPPHHH” desah kami berdua yang disaksikan istriku. Akupun
menyambut ciuman membara itu dengan tak kalah nafsunya.
Selama beberapa menit nafas kami saling memacu didorong oleh
gairah yang demikian cepat menguasai kami berdua. Sambil menciumi bibirnya,
tanganku mulai meremas-remas buahdadanya yang montok dari luar gaunnya yang
longgar. Namun nampaknya Winda ingin mengeluarkan semua gairahnya yang selama
ini terpendam.
Bibirnya menciumi dan menjilati pipi dan leherku, sementara
tangannya dengan lincah langsung mencari-cari batang kontolku yang tegang.
Begitu tangannya meraih batang kontolku yang semakin tegang, tangannya langsung
meremas dan mengocok batang kontolku dengan gemas dan penus nafsu, sementara
bibirnya masih terus menjilati dan menghisap leherku. “Ooouuuhhhh” desahku.
Kenikmatan ini betul-betul luar biasa dan tak terduga,
membuatku melayang nikmat. Tiba-tiba tubuhnya melorot kebawah hingga kepalanya
tepat berhadapan dengan batang kontolku yang mengacung tegak dan keras dan
dengan gairah yang menyala-nyala mulutnya mencaplok batang penisku dan mengoral
penisku dengan lincahnya. “Ooouuuuh … Windaaaa .... oooouhhh…mmmhhhh…..” akupun
mengerang nikmat dengan napas terengah-engah dan Windapun tanpa mengenal lelah
terus mengoralku.
Kulihat istriku yang terikat di kursi nampak dia sangat
terangsang hebat oleh adegan percintaan suaminya dengan wanita lain, pinggul
istriku digoyang-goyangkan agar memeknya menggesek kursi
Rangsangan yang dirasakan Winda pun semakin tinggi dan
gairahnya pun semakin bergelora, akhirnya Windapun tak tahan lagi menahan
gairahnya, dia membuka seluruh gaunnya dan sekarang Winda bugil telanjang di
depanku.
Kemudian aku mengajak Winda turun dari kasur dan kami pun
berdiri di dekat istriku yang terikat di kursi. Aku langsung memeluk Winda
dengan penuh nafsu, menciumi bibirnya dengan gemas, merayap ke lehernya yang
jenjang. Winda pun membalas cumbuanku dengan tak kalah bergairahnya, sehingga
kami kami bercumbu sambil berdiri dengan napas terengah-engah dipacu oleh nafsu
yang semakin menggebu. “mmmpphhh...ssslllrrpp...mmpphh”
“Ayaaaang .. memek ku gataaaal... eeuuuhh...eeeuuuhh..”ucap
diiringi desahan istriku yang tampak mukanya sangat menginginkan seks namun
tertahan tali yang terikat.
Beberapa saat kemudian, tubuh Winda kudorong agar naik ke
tempat tidur lagi, dia naik ketempat tidur dan aku menyusulnya dengan
merangkak. Kuarahkan kepalaku ke arah selangkangannya untuk menikmati memeknya
dengan lidahku.
Winda menggeser punggungnya agar kepalanya mendekati batang
penisku yang tergantung tegang hingga akhirnya kami membentuk posisi 69. Winda
langsung mengemut batang kontolku dengan penuh gairah dari bawah, sementara aku
tidak menyia-nyiakan waktu, langsung menjilati belahan memeknya yang begitu
merangsang,
“Aaaaahhh....ssshhhh...” erang Winda ketika lidahku mejilati
lipatan vaginanya dan dia balas dengan menghisap dan mengocok batang kontolku
dengan gairah yang tak kalah panasnya. Rasa nikmat yang menjalar dari batang
kontolku membuat gerakan lidahku terhenti menahan rasa nikmat yang kurasakan,
kemudian kujilati dan kuputar-putar klitorisnya dengan lidahku.
“Ahhh..aaaahh…aaahhh…” Winda tersentak dan menjerit nikmat
sehingga kulumannya terhadap penisku terlepas.
Selama beberapa menit kami saling mencumbu kemaluan lawan
kami masing-masing, memberi dan menerima nikmat yang luar biasa datang silih
berganti. Winda pun menghentakkan tubuhnya hingga kami berguling, dan dia
mengambil posisi diatas dan mempermainkan kontolku dari atas, akupun
mempermainkan memeknya dari bawah.
Berkali-kali kami berguling berubah posisi, hingga pada
suatu posisi ketika Winda diatas, dia sudah melonjak-lonjak dan menekan-nekan
selangkangannya dengan keras ke arah wajahku pada saat aku mempermainkan
klitorisnya dengan lidahku, sementara itu kakinya sudah mulai kejang-kejang
dengan napas yang semakin terengah-engah dan terputus-putus hingga akhirnya
“Akkkkkkhhhsss………..” mulutnya menjerit melepas nikmat dan lidahku merasakan dinding
memeknya berkonstraksi sangat keras dan cepat serta terasa semakin banjir
membasahi bibir dan hidungku.
Kemudian dia berguling lemas dan telentang, dengan napas
yang tersengal-sengal seperti kehabisan nafas. Aku segera bangkit dan merangkak
memposisikan kakiku berada disela-sela kedua tungkainya yang terkangkang lemas,
sementara sikuku kuletakan dibawah pantatnya dan kedua tanganku melingkari
pangkal pahanya yang masih lemah. Jari-jari kedua tangankuku menyentuh memeknya
dari dua sisi dan posisi wajahku tepat berada di depan memeknya yang semakin
tampak indah dan merangsang.
Nafsuku masih mendorong untuk terus mencumbu memeknya,
Jari-jariku berusaha membuka lipatan bibir memeknya sehingga lorong nikmat
memeknya terlihat indah dan basah berlendir, kujilati lagi sepanjang lorong
nikmat tersebut, Winda hanya mengeluh lemah “ouuuhh .. ouuhh……euuhh…..”
desahnya.
Aku menjilati lorong itu dari liang memeknya hingga menuju
klitoris, dan terus kulakukan dengan nafsu yang tak pernah berhenti. Mendapat
rangsangan yang terus menerus dariku, gairahnya bangkit kembali dan mulai
bereaksi “Ah…..ah…..ahh” mulutnya mulai melenguh nikmat, pantatnya mulai
bergoyang merespon jilatanku, dan pada saat ujung lidahku menusuk-nusuk dan
mengorek-ngorek liang vaginanya yang semakin basah dengan aroma yang
menggairahkan dengan rasa yang asin dan gurih. Winda kembali mengaduh nikmat
tak terkendali “Ah…ah…ah,…..” Pantatnya kembali melonjak-lonjak dan akhirnya
dia menjambak rambutku dan menariknya sambil berkata “Masukin….Jarwoo…ouhh…
masukin…..aaahh .. saya… tak tahan… ouh.. saya tak tahan….ouh….” Gerakannya
semakin menggila.
Kulit kepala dan rambutku ditarik olehnya, akupun
menghentikan kegiatanku menjilati memeknya yang semakin basah menggairahkan.
Kuposisikan kedua lututku dibawah kedua pahanya yang terangkat. Kepala penisku
kuarahkan tepat dimulut liang memeknya dan kugesek-gesekan kepala kontolku
sepanjang lipatannya, pantat Winda bergoyang dan menggeliat seolah menyongsong
kepala kontolku untuk segera memasukinya, namun aku terus mempermainkan
kontolku seperti itu.
Winda semakin menggelinjang, dan rupanya nafsunya sudah tak
tertahankan, sehingga dengan merengek dia berkata sambil terengah-engah
“Ayooo.. Jarwooo…aaah ... masukin… masukin…kontol muuu ouh….
masukin…kontolmuuu” desah Winda.
Lalu kuletakkan kepala kontolku tepat di mulut liang
memeknya dan secara perlahan kudorong pantatku… Blessshhh… Rasa nikmat menjalar
disekujur pembuluh darahku dan “Aaaaaahhh … Jarwooo … ouhhhh ……kontol muuu
gedeeee” Windapun mengaduh nikmat.
Perlahan namun pasti aku mulai menggoyang pantatku agar
batang kontolku mengobok-obok dan mengaduk-aduk liang nikmat memek Winda.
Windapun membalas dengan goyangan pinggulnya yang begitu
sensasional sambil mengerang nikmat “Ah.... ah… ah…gedeee ...panjaaaang “
Gerakan pantatku yang teratur dengan ritme yang tetap,
membuat Winda semakin melayang dilambungkan oleh rasa nikmat yang terus
menderanya. Winda ingin segera meraih puncak, dia menghentakkan tubuhnya hingga
kami bergulingan dan dia berada diatas tubuhku, kedua tangannya dia selipkan
kebawah ketiakku sehingga jari-jari tangannya dapat mencengkram pundakku dari
bawah dan dada montoknya menghimpit erat dadaku.
Lalu dia mulai menggerak-gerakan pantatnya, keatas-kebawah
hingga batang kontolku menggaruk-garuk dinding vaginanya yang semakin gatal dan
berdenyut serta meremas-remas batang kontolku.
Sambil terengah-engah memompa pantatnya, bibir Winda
menciumi bibirku dengan penuh nafsu, lidahnya terjulur memasuki rongga mulutku
sambil mengerang nikmat “ouh…mmmmhhh.... ouhhh….. “ Dia ubah gerakan pantatnya
dengan memutar-mutar sehingga batang kontolku seperti dipelintir oleh gilingan
yang sangat nikmat, akupun melenguh dan mendengus “Aarrghhh... nikmaaaat... ah
.. sekali memek istri Aryo..aaahh”.
Keluhan dan erangan nikmat, keluar dari mulut kami sahut
menyahut membentuk suatu orkestra yang menggairahkan. Semakin lama goyangan
pantat Winda semakin cepat dan patah-patah serta kaku, kedua kakinya mulai
kejang-kejang dan akhirnya..”Aaaakkkkkkhhhss…jarwooooo…aku sampaaaaaiii..
aaaaaahhh.” Tubuhnya benar-benar terdiam kaku dan melenting dan terasa olehku,
batang penisku seperti diremas-remas dengan sangat kuat dan cepat oleh benda
basah yang sangat nikmat… Kemudian tubuhnya melemas “Ouhhhhhhh…….”
Kepalanya terkulai di samping kepalaku. Namun batang
kontolku masih tertancap kokoh didalam liang memeknya. Winda baru saja memperoleh
orgasme yang nikmat luar biasa,
Akhirnya saat ini dia dapatkan, sungguh Winda merasakan puas
yang tak terhingga dan diapun terhempas dengan penuh kepuasan yang tak bisa
dilukiskan.
Dengan napas yang terengah-engah dan mata terpejam, Winda
terkulai lemah diatas tubuhku sambil merasakan desiran-desiran nikmat yang
masih menghampirinya. Dengan gairah yang menggebu-gebu, bibirku menjilati dan
menciumi leher jenjangnya yang basah oleh keringat yang berada tepat di depan
mulutku, tanganku meremas-remas pantat montoknya, dan pantatku kudorongkan ke
atas-kebawah agar batang kontolku kembali mengocok-ngocok dinding memeknya yang
sangat basah namun tetap sempit dan berdenyut.
Kenikmatan kembali menjalar disekujur tubuhku. Aku terus
menggerakan pantatku, walaupun tidak mendapat respon dari Winda, karena dia
benar-benar merasa lelah karena telah memperoleh orgasme yang luar biasa
melelahkan.
Namun walaupun Winda tidak membalas gerakanku, tetap saja
aku mendapatkan kenikmatan dari liang memeknya yang sempit dan meremas-remas.
Lambat laun gairah nafsunya kembali datang, Winda membalas gerakanku dengan
menggoyang-goyang pantatnya mengakibatkan kenikmatan yang kuterima semakin
bertambah, dan rasa nikmatpun kembali menghampiri dirinya sehingga kembali dia
memperdengarkan lenguhan nikmatnya yang khas dan merangsang “Ah..Ah..AH...
ouhhhhh…” seirama dengan gerakan pantatnya yang bergoyang erotis.
Goyangan erotis itu hanya dalam beberapa menit kemudian
telah berubah menjadi gerakan pinggul yang kejang-kejang tak terkendali,
rupanya badai orgasme kembali datang menghantamnya, napasnya mulai terasa sesak
dan akhirnya “Aaaaakkkhhss … Jarwooooo ... aku dapaaat ... aaaahhhh.”. Tubuhnya
kembali melenting kaku dan kontraksi dari dinding memeknya kembali kurasakan
menjepit-jepit dan meremas-meremas batang kontolku membuatku merasakan nikmat
yang luar biasa.
Beberapa detik kemudian tubuhnya terhempas lemas dan
terkulai diatas tubuhku. Winda kembali memperoleh puncak kenikmatan orgasme
yang sensasional.
Sementara Winda terkulai lemah sambil merasakan sisa-sisa
puncak kenikmatannya, pantatku terus mengaduk-ngaduk vaginanya dari bawah.
Hanya satu menit, gairah Winda telah pulih kembali dan diapun membalas
goyanganku.
Goyangannya begitu cepat dan menghentak-hentak hingga hanya
dalam beberapa menit berselang kembali Winda mencapai orgasme.
Sementara ku lihat ke istriku, terlihat istriku sudah sangat
terangsang luar biasa, tapi belum saatnya tali itu dilepas.
Kemudian ku suruh Winda turun dari kasur dan menempatkan
posisi Winda menungging, kepala Winda tepat di depan memek istriku yang sedang
mengangkang duduk di kursi dalam kondisi terikat, ku suruh Winda menjilat memek
istriku lalu aku segera memposisikan kontolku tepat di depan gerbang memeknya,
Blessshh..”AAAAaaahhh ...” desah Winda saat ku mulai memompa memeknya dari
belakang.
Ketika aku sedang menggenjot memek Winda, segera ku sentuh
bibir anusnya dan mulai memasukkan perlahan jariku ke dalam anusnya,
“AAAAAKKHHH ... sakiiiit... AAAKKKHHH”
Aku terus menggenjot memek Winda disertai genjotan jariku
keluar masuk anusnya., semakin lama Winda mulai biasa dan merasa sangat enak
tusukan di anusnya.
“EEUUGGHH... aaaahh .. eeeuugghh ...Bagaimana ?... Enak ?
jangan katakan.... aaahh kalau anus mu.... ah.... masih perawan ...” tanyaku
pada Winda sambil terus ku genjot memeknya dan ku keluar-masukkan jari di anus
nya.
Kemudian Winda pun menjawab sambil memeknya digenjot dan
anusnya merasakan jari ku, “Iyaa ..eeuugghh ... Aryo suamiku ... belum pernah
...ooouuhh ... masuk ..lewat anskuuuu ...ooouuuhh ..Jarwooo ...iiihhh ...kamuuu
..gak sopaaaan...ouuuhh ... aku iniiiii... iiiihhh ... bos istrimuuuuu...
ooouuuhhh “ ucap dan desahnya terus menambah gairah kami, termasuk istriku yang
kini sesekali merasakan jilatan bosnya, Winda.
Tiba-tiba istriku ikut berbicara dan berkata sambil mendesah
pada Winda,“Bu windaaaa... maaf aku gak sopaaan... tapi tolooooong ouuuh jilat
terus... memek Riniiii..ooouuuhhh ,,,iyaaa ....oouuuhh ...terus buuuu ...ouuuh”
desah istriku yang menerima jilatan lidah Winda di memeknya yang tubuh istriku
masih tetap terikat di kursi.
Ku genjot memek Winda disertai permainan jari di anusnya
terus dan terus hingga tiba-tiba tubuh Winda kembali menegang, terasa memeknya
meremas kuat kontol ku dan ku masukkan kontolku lebih dalam dan Winda pun
mendesah,“AAAHHH aku sampaaaaaaai ...aaaaaaahhh Jarwooooooo .
ooooouuuuhhh...mmmmppphhh” rupanya Winda orgasme lagi sambil melumat memek
istriku dan mengenyot itil atau klitoris istriku. Rongga dalam memeknya Winda
terasa meremas kuat dan terasa ada ratusan kedutan di dalamnya, tubuh Winda
terasa menggigil
Setelah remasan dan kedutan memek Winda beraksi di kontolku,
lalu terasa ada cairan hangat di selangkangan ku. Setelah ku periksa ternyata
Winda squirting.
Winda pun berkata padaku, “ah .. ah ..Jarwooo kamu hebat ...
ini pertama kali aku orgasme sampai banjir begini .. membuat kepalaku sangat
plong ...”sambil dia tetap menungging merasakan kontolku yang masih bersemayam
dalam memeknya.
Kemudian aku cabut perlahan kontolku dari memeknya, PLOKK
..”Aaah ..” desah Winda dan suara terpisahnya kontolku dengan memek Winda dan
cukup membangkitkan gairah aku.
Kemudian segera ku hampiri wajah Winda yang masih
menungging, ku angkat dagunya lalu ku lumat bibirnya tepat di depan istriku,
“mmmpphhh...mmmpphhh ...Aaahh “ suara dan desah Winda saat kulumat dan
kulepaskan lumatannya.
Lalu aku segera menghampiri istriku, tampak istriku
memandangku sangat sayu, terlihat bila gairahnya tertahan dan terlihat sangat
berat. Ku coba melepaskan tali yang mengikatnya dan setelah terlepas maka
istriku langsung merengkuh leherku dengan sangat cepat dan kuat dan langsung
melumat habis mulut ku dengan buas dan liar.
“mmmpphh ... mmmpphh .. ssslllrrpppp ... mmmpphh” desah
istriku melumat bibirku dengan liar dan buas. Istriku merasakan luapan birahi
yang maksimal setelah tadi sempat tertahan.
Disaat aku dan istriku sedang saling melumat bibir terasa
ada yang menjilati biji kontolku dan mengocok lembut kontolku. Tentu saja
ciumanku menjadi tambah liar, lalu aku melepaskan lumatan bibirku pada bibir
istriku, “Aaaah ... “ desah istriku.
Lalu ku ajak mereka berdua untuk berada di kasur, istriku
menuju kasur lebih dulu mungkin karena birahinya yang telah sangat memuncak
butuh pelampiasan, lalu disusul oleh Winda atasannya istriku, kulihat mereka
mula melakukan gaya 69, saling lumat memeknya masing-masing.
Setelah aku minum segelas air bening, ku susul mereka
berdua, tampak mereka saling lumat dan jari mereka saling mengocok memek nya
dalam gaya 69 yang terlihat panas. Istriku di bawah sedangkan Winda di atas.
Kemudian aku menghampiri mereka berdua, ku mulai mengarahkan
kontolku tepat di bibir memek Winda, lalu mulai ku lesakkan perlahan dan
Blessshhh... “Aaaaahh .. hangaaaat ..” desah ku merasakan hangatnya memek
Winda. Kemudian pinggulku mulai ku gerakkan sedangkan istriku tepat di bawah
memek Winda dan tentu saja dia melihat kontolku keluar masuk dengan jelas.
Gerakan dan genjotanku sangat pelan dan tiba-tiba terasa ada
lidah yang menjilati urat bawah kontolku saat ku tarik dari memek Winda
“Aaaahhh ... nikmaaaaat..”erangan dan desahanku,
Lalu Winda pun mengerang, “Oooouuhhh .. Jarwooooo...
punyamuuuu ... ooohhh ... Riniiii ... jilati itil kuuuu ...ouuuuhhh. ...” racau
Winda terus menerus yang membangkitkan kembali libidonya. Lalu kembali ku
masukkan jari tengahku ke lubang anus Winda, “Oooouuuhhh ... yaaaaa...
sssshhhhh ....mmmmppphhh” desah nikmat Winda kembali menerima dua tusukan di
dua lubang pribadinya. Winda pun mengulum memek istriku kembali.
Terasa hangat dan mulai rongga memeknya memeras kontolku
lagi, kontolku sangat tegang. Setelah dirasa cukup tenang lubang anus Winda
lalu aku mulai melepaskan kontolku Plokkk .. dan mulai mengarahkan kontolku ke
anus Winda, setelah dirasa pas, perlahan ku masukkan kontolku ke lubang anusnya
perlahan, “Oooouuuhhh ...sempiiit” desahku dan segera dijawab rintihan sakit
Winda, “Akkhhhsss ... sakiiiit...” desah sakit Winda, lalu kudiamkan sejenak,
lalu ku mulai menarik kontolku dan memasukkannya kembali.
Lubang dan rongga anus Winda sangat sempit, lalu kuteruskan
menggenjot pelan, terlihat Winda mulai bisa menikmati, ku coba percepat
genjotanku pada lubang anusnya lalu ku tarik kontolku keluar lalu ku hujamkan
ke dalam memeknya, “AAAaahhh Hangaaaatttt ...”desah ku merasakan dua lubang
yang nikmat. Lalu kembali ku genjot memek Winda dengan perlahan dan diteruskan
dengan ritme yang cepat lalu ku cabut kontolku sekaligus lalu diarahkan kembali
ke lubang anusnya “Oooouuuhhh ... sempiiit ..dan legiiiiit... “desahku, ku
lakukan itu terus menerus, lubang memeknya dan lubang anusnya bergantian.
Ku lihat istriku merubah posisinya berubah, dia duduk di
depan Winda sambil dibuka dan mengangkangkan kedua kakinya dan memek istriku di
arahkkan ke wajah Winda untuk dijilatinya. Aku dapat melihat dengan jelas muka
horny berat Rini istriku.
Ketika aku menggenjot anus Winda, terasa rongga anusnya
meremas kuat kontolku, remasannya semakin kuat dan lebih kuat. Aku mulai
menggenjot lubang anus Winda dengan cepat dan liar sambil ku tarik rambut Winda
terdongak ke belakang dan mengerang kuat berkata, “AAARRRGGGHHH ... Anus istri
Aryooooo,,,,ooouuuuh ... sempiiit ... Arrrrggghhh... Aryooooo istrimuuu anusnya
nikmaaaaat... AAARRRGGGHHH” desah dan erangan kuat ku yang sengaja ku tampilkan
kepada istriku, ku lakukan mengikuti gaya atau style lelaki yang menyetubuhi
istriku di jacuzzi waktu tadi siang.
Hingga akhirnya, aku pun sebentar lagi akan mendapatkan
orgasme ku, ku genjot anusnya semakin kuat dan liar, aku mengerang dan berkata
“AAARRRRRGGGGHHHH ... kita keluarkan bersamaaaaaa .... AARRRGGGGHHH”, akibat
genjotan dan erangan liarku, Winda merintih dan mendesah nikmat mencapai
orgasmenya lagi, “Aaaaaaaahhhh Jarwoooooo ... AAAaaaahh ... aku
sampaaaaaaaaaai” tubuhnya yang mengejang dan menggigil lalu ku tarik rambut
kepala Winda mendekat ke wajahku lalu ku lumat dan ku hisap kuat bibir dan
lidahnya dan ku lesakkan kontolku ke dalam anusnya,. CROOOTTT...Crooott..
crooottt ...“mmmmppphhh . mmpphhh .. sslllrrrppp ... mmmpphh” desah kami berdua
di depan istriku.
Kami berdua saling menghisap dan bergumul kuat, “MMMMPPPHHH
... SSSLLLRRRPPP.. MMmmpphh .. Aaaaahhh” desah lumatan kami beberapa saat lalu
aku melepaskan lumatannya dan tubuh Winda ambruk di depan istriku. PLOKKK ..
suara terlepasnya kontol ku dari memeknya Winda. Kemudian aku baringkan tubuhku
di samping Winda, Nafas kami masih belum beraturan, ku lihat istrku masih duduk
bersandar sambil terus mengocok memeknya, lalu kakinya diluruskan dan
disilangkannya dan rupanya istriku orgasme dengan masturbasinya.
Setelah kami bertiga bernafas normal, Winda membalikkan
tubuhnya menjadi telentang, lalu duduk bersandar di sisi istriku. Kemudian
istriku hendak bangkit dan akan menyetubuhiku tetapi tangan Winda menarik
tangan istriku dan menyuruh istriku untuk duduk bersandar kembali di sisinya.
Lalu Winda pun bicara pada istriku, “Tahan lah birahimu..!
ingat syarat ku !... nanti giliranmu di Indonesia .. ketika Aryo menyetubuhimu
di depan suamimu langsung ... “
Bersambung ...
-Credit-
Karya : kontoljaya
0 Comments
Posting Komentar